Monday, November 21, 2011

SAHABATKU YANG DIKASIHI


SAHABATKU YANG DIKASIHI
Di antara kasih sayang dan rahmat Allah kepada hamba-hamba-NYA adalah DIA tidak wujudkan sebarang halangan untuk kita memohon pada-NYA, tetapi dalam berdoa itu ada 3 HAL dan kita kena akur iaitu:- '' Tiada seseorang itu berdoa kepada Allah dengan sesuatu doa kecuali dikabulkan-Nya dan dia akan memperolehi 3 HAL iaitu dipercepatkan terkabul baginya didunia,disimpan(di tabung...) untuknya sampai akhirat atau diganti dengan mencegahnya dari bencana(musibah) yang serupa."- HR Ath Thbrani.
OLEH ITU,janganlah sesekali kita bersangka Allah tidak makbulkan doa kita jika kita tidak mendapat apa yang kita hajati di dunia yang sekejap sahaja ini. Sentiasa bersangka baiklah dengan DIA.


PUNCAK ISTIGHFAR


PUNCAK ISTIGHFAR ialah apabila seorang hamba mengucapkan:"Ya Allah,Engkaulah Robbku.Tiada Tuhan kecuali Engkau. Engkau Penciptaku dan aku hambaMu yang tetap dalam kesetiaan dan janjiku sepanjang kemampuanku. Aku kembali padaMu dengan kenikmatan dan kembali padaMu dengan dosaku. Maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada pengampunan dosa-dosa kecuali Engkau".

Rasulullah s.a.w bersabda:-"Barangsiapa mengucapkan doa itu dengan penuh keyakinan pada siang hari dan ternyata mati pada hari itu sebelum senja,maka dia tergolong penghuni syurga. Barangsiapa mengucapkannya pada malam hari dengan penuh keyakinan dan mati sebelum subuh maka dia juga tergolong penghuni syurga." (Riwayat Al-Bukhari)

MENGAPA LEBIH RAMAI ORANG MENANGIS


MENGAPA LEBIH RAMAI ORANG MENANGIS apabila menonton filem@drama yang sedih-sedih di TV walhal semua orang tahu itu hanyalah lakonan bukan realiti tetapi hanya sebilangan kecil sahaja yang menangis ketika bersujud pada-Nya. Cuba tanya hati kita,adakah dia terlalu sombong,angkuh dan tidak memerlukan Tuhan? Mengapa ayat-ayat PENCIPTA kita tidak memberi kesan pada hati kita? Jom,kita berbicara dengan ...hati kita satu sama satu..mengapa begitu sukar untuknya menitiskan air mata. Teruskan soalan itu pada hati kita sehingga kita temui JAWAPANNYA. MENANGISLAH walaupun sekali. Sesungguhnya tidak ada perasaan yang paling manis iaitu saat kita ikhlas menangis tanda tunduk..meratap,merayu dan memohon keampunan dari-NYA. JANGAN SESEKALI biarkan hari-hari kita berlalu tanpa kita pernah menangis,meraung dan meratap walaupun sekali dihadapan PENCIPTA KITA YANG MAHA AGONG DAN MAHA PENYAYANG ITU kerana tidurnya kita malam ini...belum tentu kita terjaga di hari esok.->....(Pesanan untuk diri saya sendiri sambil berkongsi dengan sahabat-sahabat).

Doa akhir tahun dan awal tahun baru Islam (Hijriyah)


Beberapa hari lagi kita akan memasuki tahun baru Islam, yaitu tahun 1433 Hijriyah. Meskipun banyak dari sebagian kita umat Islam yang memandang 'biasa-biasa saja' tahun baru Islam ini namun sesungguhnya saat pergantian tahun baru Islamlah saat yang paling tepat untuk memulai sebuah resolusi baru.

'Resolusi baru', seperti itulah ungkapan yang banyak diucapkan oleh sebagian saudara-saudara kita saa...t mereka merayakan pergantian tahun baru Masehi. Namun sebenarnya momen yang tepat untuk memulai resolusi baru adalah ketika pergantian tahun baru Islam. Mengapa?

Untuk menjawab pertanyaan di atas kita akan melihat sekilas jauh ke belakang tentang asal muasal dimulainya perhitungan tahun/kalendar Islam (hijriyah). Ketika itu khalifah Umar bin Khattab ra. setelah berunding dengan beberapa penasihatnya akhirnya memutuskan untuk menggunakan tahun dimana Rasulullah Saw. berhijrah dari Mekah ke Madinah sebagai awal permulaan perhitungan kalendar Islam. Momentum hijrah Rasulullah Saw. dianggap mewakili 'era baru', karena bukan halnya saat itu Rasulullah berhasil meloloskan diri dari kota Mekkah yang sudah tidak kondusif lagi bagi perkembangan dakwah beliau namun juga keputusannya untuk berhijrah ke Madinah membawa pelita terang bagi kebangkitan Islam sehingga beliau berhasil membangun pondasi mental dan spiritual bagi umat Islam yang terasa sampai sekarang ini.

Para shalihin mengajarkan kita untuk berdoa ketika menjelang pergantian tahun. Dan dibawah ini adalah doa akhir tahun dan awal tahun yang lafadznya cukup terkenal karena banyak terdapat di buku-buku doa.

Doa Akhir Tahun

Bacalah doa ini tiga kali saat menjelang akhir tahun baru Islam, bisa dilakukan sesudah ashar atau sebelum maghrib pada tanggal 29 atau 30 Dzulhijah. Dengan doa ini kita memohon ketika kita akan mengakhiri perjalanan tahun yang akan ditinggalkan ini akan mendapatkan ampunan dari Allah Swt. atas perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh-Nya, dan apabila dalam tahun yang akan ditinggalkannya itu ada perbuatan-perbuatan yang diridhai oleh Allah Swt yang kita kerjakan, maka mohonlah agar amal shaleh tersebut diterima oleh Allah Swt.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim

Wa shallallaahu 'ala sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihii wa sallam.

Allaahumma maa 'amiltu fi haadzihis-sanati mimmaa nahaitani 'anhu falam atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta 'alayya ba'da qudratika 'alaa uquubati wa da'autani ilattaubati minhu ba'da jur'ati alaa ma'siyatika fa inni astaghfiruka fagfirlii wa maa 'amiltu fiihaa mimma tardhaahu wa wa'adtani 'alaihits-tsawaaba fas'alukallahumma yaa kariimu yaa dzal-jalaali wal ikram an tataqabbalahuu minni wa laa taqtha' rajaai minka yaa karim, wa sallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil ummiyyi wa 'alaa 'aalihii wa sahbihii wa sallam
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW,beserta para keluarga dan sahabatnya. Ya Allah, segala yang telah ku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat, padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya, dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat. Karena itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu.
Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan, semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah.
Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad, Nabi yang Ummi dan ke atas keluarga dan sahabatnya.


Doa Awal Tahun
Bacalah doa ini tiga kali saat kita memasuki tanggal 1 Muharam. Bisa dilakukan selepas maghrib atau pun sesudahnya. Dengan doa ini kita sebagai Mu'min memohon kepada Allah Swt. agar dalam memasuki tahun baru ini kita dapat meningkatkan amal kebajikan dan ketaqwaan.Bismillaahir-rahmaanir-rahiim
Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa 'aalihi wa shahbihii wa sallam.
Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa 'alaa fadhlikal-'azhimi wujuudikal-mu'awwali, wa haadza 'aamun jadidun qad aqbala ilaina nas'alukal 'ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa'ihi wa junuudihi wal'auna 'alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu'i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni
ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu 'alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa 'aalihi wa shahbihii wa sallam
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.
Ya Allah Engkaulah Yang Abadi, Dahulu, lagi Awal. Dan hanya kepada anugerah-Mu yang Agung dan Kedermawanan-Mu tempat bergantung.
Dan ini tahun baru benar-benar telah datang. Kami memohon kepada-Mu perlindungan dalam tahun ini dari (godaan) setan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya. Dan kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan,agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, Nabi yang ummi dan ke atas para keluarga dan sahabatnya.

Friday, November 18, 2011

Coretan ku :) ... 1


♥ Ketika awk menyakiti saya macam mana sekalipun.. saya membuka lebar2 pintu kemaafan untuk awak…Ketika awk memerlukan doa seseorang untuk kebahagiaan awk..saya sntsa mengingati awak pada setiap bisikan doa saya dan saya sentiasa tersenyum untuk kebahagiaan awk..awk tanya pada saya " kenapa awk terlalu baik pada saya " Jawab saya:" Allah telah hantar saya untuk awk..Jika Allah meminta saya utk men...jaga dan menyayangi awak...insyaAllah saya akn melakukannya demi CINTA saya pada awk..♥sayang SAHABAT ku sehingga hayat ku terpisah dr jasad...insyaALLAH.. indahnya perSAHABATAN andai bertemu dan berpisah keranaNYA YA ALLAH ♥

** Sekadar Coretan ku .. Sekadar Renungan kita bersama .. :)Audra ssayang semua Sahabat2 audra Kerana Allah ... ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Memilih Calon Isteri Anjuran Rasulullah s.a.w.




Bismillahir-Rahmanir-Rahiim

رَّبِّ زِدۡنِى عِلۡمً۬ا
...
Memilih Calon Isteri Anjuran Rasulullah s.a.w.

Tahukah anda wahai insan bergelar wanita, betapa sukarnya pada masa ini untuk mencari seorang individu dari kalangan anda untuk dijadikan seorang isteri yang benar-benar solehah iaitu yang baik aspek agamanya. Lalu, sang lelaki kebanyakannya menghadapi kesukaran untuk membuat pilihan antara wanita yang kebanyakan atau harus terus menunggu dalam usaha pencarian wanita solehah sehingga memakan masa yang panjang. Kerana lamanya menunggu kelibat wanita solehah. Kemungkinan wanita solehah ini duduknya sememangnya sentiasa di rumah agaknya. Hakikatnya itulah yang terbaik sebenarnya.

Kepada si lelaki, mungkin tulisan ini mampu menjadi rujukan dalam usaha membuat penilaian terhadap karektor seorang wanita yang baik yang harus dipilihnya.

Manakala, bagi seorang perempuan, mungkin boleh dijadikan sebagai panduan untuk memperbaiki diri agar anda sentiasa tergolong dalam rangkaian dan barisan wanita yang solehah dan bakal dipilih oleh juga pemuda yang soleh. insyaALLAH...

Dalam persoalan ini,

Apabila seorang pemuda telah menemukan atau hendak menemukan seorang calon isteri yang dipandangnya sepadan dan berkenan di hati, hendaklah ia memeriksa sifat yang terpuji dan kriteria pegangan agama yang ada padanya. Janganlah kita hanya memfokuskan semata-mata kepada karektor duniawi, kekayaan, kecantikan dan kedudukan. Kerana di dalam suatu hadis Rasulullah s.a.w., seseorang wanita itu sebaiknya dipilih untuk dinikahi adalah kerana berdasarkan agamanya yang baik dan bukannya karena karektor selainnya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah bersabda:

“Wanita dinikahi karena empat perkara; karena hartanya, karena kedudukannya/keturunannya, karena kecantikannya dan keranan agamanya. Maka, pilihlah yang baik agamanya niscaya engkau beruntung.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari (3/242), Muslim (2/1086), Abu Dawud (2047), an—Nasaa’i (6/68) dan Ibnu Majah (1858))

Ini kerana, dengan karektor agama yang baik inilah sebenarnya ia mencakupi segala faktor-faktor yang lainnya. Dengan aspek agama yang baik ini, keindahan akhlaknya terserlah, kecantikannya terjaga dan terpelihara, malahan martabat dan kehormatannya berbanding wanita di kancah masyrakat kebanyakan juga tinggi nilainya.

Secara umumnya, mereka yang baik agamanya dan lebih taqwanya adalah mulia dan dipandang tinggi di sisi Allah s.w.t.

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu...” (al-Hujuraat 49: 13)

Sahabat-sahabat yang saya sayangi, di sini ingin saya nyatakan bahawa faktor atau aspek kecantikan itu bukanlah tidak diperlukan. Tetapi yang ingin saya maksudkan adalah janganlah sehingga kita membataskan semata-mata keinginan kita kepada kecantikan, kerana ia bukanlah prinsip yang dianjurkan Rasulullah s.a.w. sendiri dalam persoalan pemilihan pasangan Isteri.

Dalam hal ini, Sheikh al-‘Azim Abad di dalam kitab ‘Annul Ma’buud Syarh Sunan Abi Daud, ada menyatakan bahawa yang sewajarnya dipilih adalah wanita yang baik agamanya dan memiliki adab yang baik agar kelak berupaya menjadi pertimbangan kepadanya dalam pelbagai urusan kehidupan, terutamanya dalam urusan rumahtangga. Oleh kerana itu, Nabi s.a.w. memerintahkan supaya mencari wanita beragama yang merupakan puncak kepada pencarian (keutamaan pilihan).

Dengan merujuk pula kepada firman Allah s.w.t. berikut:

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ

“Maka Wanita yang solehah, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara dirinya (kehormatannya) ketika suaminya tiada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)." (Surah an-Nisaa’ 4: 34)

Sufyan ats-Tsauri berkata (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dalam Tafsirnya (5/38) dengan sanad yang shahih): Kalimah “Qaanitaat/ قَانِتَاتٌ” membawa maksud wanita yang taat kepada Allah dan kepada suaminya.”

Nabi pernah ditanya tentang sebaik-baik wanita, yang mana Baginda bersabda:

“Iaitu yang taat apabila diperintah, yang menyenangkan apabila dipandang serta menjaga diri dan harta suaminya.” (Hadits bertaraf sahih, diriwayatkan oleh imam Ahmad (4/341))

Bertepatan dari anjuran hadis Rasulullah ini, maka keutamaan kita dalam memilih calun isteri adalah menjurus kepada wanita yang baik urusannya dalam menjaga kehormatan dirinya dan harta suaminya, sama ada ketika berada di sisi suami, keluarga ataupun di ketika waktu ketiadaan suaminya, secara zahir dan batin yang didasari hati yang bersih serta suci lantaran kesan pegangan agamanya.

Dari kalangan tabi’in, Qatadah bin Di’aamah As-Saduusi pula berkata: “(Wanita yang septutnya menjadi pilihan) Adalah yang menjaga apa-apa yang telah Allah serahkan agar dijaga dari hak-hak suaminya. Menjaga dirinya saat suaminya tidak berada di sisinya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir (5/39) dengan sanad yang shahih)

Telah disebutkan di atas tentang sifat sebaik-baik wanita iaitu,

“Serta menjaga diri dan harta suaminya.”

Abdullah bin Amru r.a. berkata: “Mahukah kalian aku beritahu tentang tiga jenis manusia yang celaka:

(iaitu) Imam yang zalim, bila engkau berbuat baik kepadanya ia tidak berterima kasih, jika engkau berbuat salah kepadanya ia tidak memaafkan. Tetangga/jiran yang jahat, jika ia melihat kebaikan padamu ia tutup-tutupi, jika melihat keburukan padamu ia menyebarkannya. Isteri yang buruk tabiatnya, jika engkau berada di sisinya ia membuatmu gusar/tidak senang. Dan bila engkau tidak berada di sisinya ia berkhianat.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam kitab Al-Mushannaf (3/559) dengan sanad yang shahih)

Seterusnya, carilah wanita yang memiliki sifat-sifat yang penyayang. Semua ini mampu memberi infect atau kesan yang baik kepada anak-anak kelak serta kepada hati suami yang utamanya. Dalam hal ini,

Nabi s.a.w bersabda: “Nikahilah oleh kalian wanita yang penyayang lagi subur, kerana aku akan berbangga dengan jumlah kalian yang banyak di hadapan umat-umat lain pada hari Kiamat.” (Hadis Sahih, diriwayatkan oleh al-Khathib al-Baghdaadi dalam Tarikh Baghdad (12/377))

“Sebaik-baik wanita yang menunggang unta adalah wanita-wanita yang solehah dari suku Quraisy, mereka adalah wanita yang paling sayang kepada anak-anak sewaktu masih kecil dan yang paling menjaga hak dan harta suami.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhaari (3/240))

Begitulah sebagaimana yang dinyatakan oleh Baginda Rasulullah s.a.w. sendiri perihal keutamaan sikap penyayang pada seorang wanita. Dengan sifat inilah, anak-anak nantinya mampu dididik dengan baik dan penuh perhatian serta kasih sayang seorang ibu. Di sana, peranan ibu adalah suatu keutamaan yang besar sebagai pendidik awal setiap anak-anak yang dilahirkan di dalam sesebuah institusi kekeluargaan. Dari sinilah bermulanya jati diri anak-anak dibentuk untuk menjadi manusia yang baik di masa hadapan. Dengan gabungan faktor kesolehan seorang wanita yang di-adun dengan sikap amanah, berilmu dan kasih sayang seorang wanita, sudah pasti sesebuah rumahtangga mampu menjadi suatu medan atau institusi yang berkesan dalam melahirkan masyarakat yang islamic dan berdaya maju dari konteks tauhid, ubbudiyyah, mu’amalah, dan material.

Dari sifat yang penyayang juga, ia berupaya melahirkan sikap yang menyenangkan. Dan kriteria ini jugalah yang dititikberatkan oleh Rasulullah s.a.w. sebagaimana dalam hadisnya tadi, iaitu

“...yang menyenangkan apabila dipandang...”

Peribadi wanita yang bersifat menyenangkan ini apabila dipandang dan bergaul dengannya mampu menjadi penenang dan penunduk hati suami dan keluarga dalam pelbagai urusan rumahtangga. Sifatnya yang elok dipandang mampu mengawal hati suami dan kelak kepada anak-anak untuk sentiasa berperasaan suka dan mendamaikan suasana. Lantas melahirkan satu persekitaran yang harmoni di dalam sesebuah kekeluargaan.

Di samping sifat penyayang dan peribadi yang menyenangkan, faktor untuk mencari wanita yang mampu melahirkan anak yang baik atau faktor kesuburan juga adalah merupakan salah satu kriteria yang dititikberatkan oleh Rasulullah s.a.w. sendiri.

“Nikahilah oleh kalian wanita yang penyayang lagi subur...”

Dari sudut ini, kelangsungan hidup manusia dan generasi soleh/solehah akan dapat diteruskan melalui kelahiran zuriat-zuriat yang baik. Lantas, dari zuriat yang soleh/solehah (muslim ini) ia berupaya untuk menjaga aspek keturunan dari generasi ke generasi untuk membentuk masyarakat yang menegakkan syari’at Allah, meninggikan agama, memakmurkan alam semesta, dan memperbaiki kehidupan di muka bumi. (Rujuk: Menjaga Kehormatan Muslimah, sheikh Bakr Abdullah Abu Zaid, Daar an-Naba', m/s. 150-151)

Dari sini juga, kita dapat melihat betapa besarnya peranan wanita kepada ummah dan masyarakat sejagat dalam membina ketamadunan dunia. Wanita sebenarnya adalah merupakan akar umbi dan tonggak kepada pelbagai kejayaan generasi manusia.

Jika dilihat kepada sirah di zaman nabi dan para sahabat. Ibu-ibu yang tempatnya di rumah yang mana kefahaman agamanya baik-baik, merupakan faktor yang yang menjadi tonggak kejayaan masyarakat pada zaman itu. Dari didikan seorang wanita yang solehah, lahirnya ramai sekali panglima-panglima perang yang gagah perkasa dan bijaksana dalam mengatur pelbagai strategi ketenteraan. Malah, mampu membina generasi yang handal di medan tempur dan melahirkan para syuhada yang ikhlas dan tulus perjuangannya kepada agama Allah. Dengan didikan para ibulah, lahirnya ramai golongan ulama atau ilmuan tersohor yang sentiasa disebut-sebut namanya sehingga kini.

“Dan para wanita itu mempunyai hak yang seimbang seperti kewajiban yang ditanggung oleh mereka (terhadap suami) dengan cara yang ma’aruf (dan tidak dilarang oleh syara’); Dalam pada itu orang-orang lelaki (suami-suami itu) mempunyai satu darjat kelebihan atas orang-orang perempuan (isterinya). Dan (ingatlah), Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.” (al-Baqarah 2: 228)

Dari sini juga kita dapat melihat bagaimana terjalinnya hubungan antara kelebihan kaum wanita dengan kekuatan kaum lelaki sehingga keduanya akan saling melengkapi dengan masing-masing diberikan keistimewaan, keutamaan, dan tanggungjawab masing-masing.

“Dan (ingatlah), Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.” (al-Baqarah 2: 228)

Anjuran Rasulullah s.a.w. yang seterusnya adalah difokuskan kepada gadis-gadis yang perawan/dara iaitu yang masih belum pernah berkahwin;

Ini adalah berdasarkan hadis Jabir bin Abdillah, ia berkata: “Aku baru saja menikah.

Lalu Rasulullah bertanya: “Dengan siapa engkau menikah?”

“Dengan seorang janda.” Jawabku.

Rasulullah s.a.w bersabda: “Mengapa tidak dengan seorang gadis yang boleh engkau dapat bermain-main dengannya dan dia pun dapat bermain-main denganmu.”

Atau dalam riwayat yang lain beliau mengatakan: “Yang ia boleh membuatmu tertawa gembira dan engkau boleh membuatnya tertawa gembira.” (Hadis Riwayat Bukhari (111/240) & Muslim (11/1078))

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata, di dalam Syarah Sahih Muslim (10/294): “Hadits ini menjelaskan tentang kelebihan menikahi gadis perawan/dara, dan menunjukkan bahawasanya menurut keutamaan menikahi mereka adalah lebih baik.”

Dalam hadis yang lain, Rasulullah s.a.w., beliau bersabda: “Nikahlah dengan gadis perawan, kerana mereka itu lebih manis bibirnya, lebih subur rahimnya, dan lebih redha dengan yang sedikit.” (Hadis Riwayat Ibnu Majah, (no. 1861) di dalam kitab an-Nikah)

Dalam persoalan ini, dapat dibezakan di antara wanita yang janda dengan yang gadis kerana mungkin sahaja wanita yang janda ini sudah memiliki anak yang perlu dijagai dan memerlukan lebih perhatian kepada anaknya. Selain itu, mungkin juga dia sudah beberapa kali hamil dan akan memiliki kebarangkalian keletihan untuk hamil lagi dan memiliki hasrat untuk tidak mahu memiliki anak lagi. Mungkin juga ia mampu mengganggu hubungan seksual suami dan isteri kerana kebiasaannya wanita yang berstatus janda tidak cukup dengan hubungan/layanan yang sedikit. Berbeza dengan gadis yang masih belum pernah berkahwin, ia lebih mudah terangsang dan redha dengan layanan yang sedikit. (Rujuk: Indahnya Menikah ‘Ala Sunnah Nabi, Amru Abdul Mun’im Salim, Daar an-Naba’, m/s. 52)

Akhir sekali, suatu yang perlu di-ambil perhatian. Bahawasanya Allah dan Rasul-Nya melarang lelaki ataupun sebaliknya untuk menikahi atau mengahwini pasangan yang terdiri dari kalangan penzina. Tetapi pilihlah wanita yang mulia, suci dan terjaga kehormatannya sebagaimana yang dinyatakan di awal tulisan ini tadi,

“...yang ta’at kepada Allah lagi memelihara dirinya (kehormatannya).” (an-Nisa’ 4: 34)

Persoalan ini juga dijelaskan oleh Allah s.w.t. sebagaimana di dalam firman-Nya yang berikut:

“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang mukmin.” (an-Nuur 24: 3)

Dalam suatu riwayat, sebelum turunnya ayat ini seorang sahabat bernama Abu Martsad al-Ghanawi r.a. datang menemui Rasulullah s.a.w. meminta restu/keizinan untuk menikahi seorang wanita pelacur yang dahulunya semasa jahiliyyah adalah bekas kekasihnya (wanita itu bernama ‘Anaq). Dan sehinggalah turunnya ayat di atas (Surah an-Nuur 24: 3) Rasulullah s.a.w. menjelaskan “Jangan dinikahi wanita itu!” (Diriwayatkan oleh imam yang empat kecuali Ibnu Majah)

Ini antaranya adalah kerana wanita penzina dan pelacur itu boleh mengganggu urusan kebahagian sesebuah rumahtangga dan institusi kekeluargaan pasangan suami isteri. Malah status pelacur/penzina ini sendiri menurut Ibnu Umar r.a. adalah merupakan antara manusia yang celaka sebagaimana riwayat ini (telah dijelaskan di awal tulisan), “wanita yang apabila engkau tidak berada di sisinya ia berkhianat.”

Manakala menurut Hasan al-Basri rahimahullah; “Tidaklah halal dinikahi wanita penzina dan wanita simpanan.” (Diriwayatkan oleh Sa’id bin Mashur dalam as-Sunan (5/8) dengan sanad yang sahih)

Adapun begitu, andainya dia (wanita yang awalnya seorang penzina) merupakan dari kalangan wanita yang sudah bertaubat dan sudah meninggalkan perbuatan pelacuran, maka keharaman itu terhilang dan termansuh sebagaimana menurut Abdullah bin Abbas r.a.: “Awalnya zina akhirnya nikah, awalnya haram akhirnya halal.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (3/529) dengan sanad yang sahih)

Dan daripada firman Allah s.w.t.:

"...kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (an-Nuur 24: 5)

Shilah bin Asyyam rahimahullah berkata: “Tidak mengapa menikah keduanya samaada wanita atau pemuda dengan penzina yang telah bertaubat kepada Allah. Allah lebih berhak menerima taubat keduanya. Jika keduanya adalah penzina dan belum bertaubat, maka lelaki yang buruk pasangannya juga adalah dengan wanita yang buruk pula. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi syaibah (3/528) dengan sanad yang sahih)

Sebagai kesimpulan, membuat pilihan calun isteri bukanlah suatu perkara yang boleh dipandang remeh. Ia amat berat pada hakikatnya kerana ia bakal menjaga urusan dalam kekeluargaan yang diketuai oleh seorang lelaki bernama suami. Dan bakal menjadi pembimbing anak-anak atau zuriat yang kelak bakal dilahirkan. Kriteria-kriteria yang baik berserta kebijaksanaan dalam pelbagai bidang ilmu tertentu dan persoalan keagamaan perlu dilihat sebagai keutamaan supaya segala perjalanan kehidupan di masa mendatang bakal ter-urus dengan baik dan tersusun. Supaya kelak, kehidupan anda bersama keluarga bakal mengecapi suasana yang aman bahagia dan tenteram. Lantas mampu melahirkan masyrakat yang berhubungan dengan harmoni.

Antara ciri-ciri yang lain bagi calun isteri yang baik secara umum adalah seperti berilmu, sentiasa bersyukur, tahu menjaga hubungan yang baik dengan kaum keluarga kedua belah pihak, memiliki daya kepimpinan terhadap pengurusan rumahtangga dengan baik, memahami kehendak/keperluan suami, batas pergaulannya terjaga, dan sentiasa menjaga penampilan yang baik.

“Kebahagiaan manusia ada tiga: Wanita yang solehah, tempat tinggal yang baik, dan kenderaan yang baik. Sedangkan kesengsaraan manusia ialah: Wanita yang buruk (perangainya), tempat tinggal yang buruk, dan kenderaan yang buruk.” (Hadis Riwayat Ahmad (1/168), dengan sanad yang sahih)

Dan mereka berkata (berdoa): "Wahai Tuhan kami, anugerahilah kepada kami isteri-iesteri kami dan zuriat keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam ikutan bagi orang-orang yang bertaqwa. (al-Furqan 25: 74)

Dan sebaik-baik wanita itu adalah mereka yang soleh dalam agamanya, sebagaimana hadis berikut:

“Dunia itu seluruhnya adalah perhiasan, sebaik-baik perhiasan dunia adalah isteri yang solehah.” (Hadis Riwayat Muslim, Kitab ar-Ridha).

SATU UMMAH SATU AQIDAH


SATU UMMAH SATU AQIDAH

Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
(Surah Al-Baqarah 2:213)

Allah telah pun memberitahu kita sebagai manusia ini asalnya Satu bukan Satu Malaysia. Satu atas dasar akidah yang benar. apabila muncul perselisihan/perkauman/hasat dengki, maka Allah akan turunkan Nabi dan kitab kepada umat manusia (yakni Muhammad Rasulullah dan Al-Quran yang terakhir).

Maka tiada cara lain yang paling sesuai tetapi hanyalah dengan kembali kepada Al-Quran dan Sunnah sebagai kunci kepada peyelesaian masalah dunia sekarang , dan seperti mana di pesan kembali oleh Rasulullah sebelum wafatnya Beliau "jika kamu ikut kedua-duanya nescaya tak akan tersesatlah kamu".

Sama-sama kita fikirkan adakah jalan yang kita lalui sekarang ini berlandaskan Al-Quran dan Sunnah? Tak perlu fikirkan tentang masalah negara dahulu, Tak perlu pening kepala tentang politik, bermula dengan fikirkan diri sendiri dahulu.. Adakah kita telah tunjukkan tauladan (Al-quran dan Sunnah) yang baik kepada umat manusia yg lain (tidak kira kepada bangsa apa sekali pun)

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Surah Al Hujuraat 49:13)

Sekecil-kecil perjuangan adalah didalam keluarga sendiri. Jika setiap orang telah menjalankan tanggungjawab seorang "Islam" adakah mustahil untuk kita menegakkan Hukum Allah Kembali?

Percayalah sudah ramai yang telah bergerak dan syahid dalam memperjuangkan hak Allah dengan Ikhlas. Berjuanglahlah kita dengan segalah kudrat yang kita mampu. Jika Ilmu yang ada maka sampaikanlah Ilmu kepada yang memerlukan, jika punya harta maka wakafkanlah sebahagian itu ke jalan Allah, jika sebagai pemimpin maka pimpinlah rakyat dengan Amanah dan Ikhlas dan sebagainya. Tiada sesiapa yang mampu mengubah nasib Islam melainkan umatnya sendiri.

MENYINGKAP KEWUJUDAN DAJJAL.




Asal-Usul Keluarganya:
Dajjal adalah seorang manus...ia dari keturunan Yahudi. Dia bukan Jin atau apajua makhluk lain selain ia sebagai manusia yang ditangguhkan ajalnya “MinalMunzharin”.

Seperti halnya Nabi Isa as yang di angkat oleh Allah swt ke atas langit dan ditangguhkan kematiannya sehingga beliau nantinya turun semula keatas muka bumi ini lalu beliau akan mati dan di kuburkan di Madinah AlMunawwarah. Sama juga halnya dengan Iblis yang di tangguhkan kematiannya sehingga hari kiamat nanti.

Ayah Dajjal seorang yang tinggi dan gemuk. Hidungnya seperti paruh burung. Sedangkan Ibunya pula seorang perempuan gemuk dan banyak dagingnya.

Menurut Imam Al Barzanji ada pendapat mengatakan bahawa asal keturunan bapanya ialah seorang Dukun Yahudi yang di kenali dengan “syaqq” manakala ibunya adalah dari bangsa Jin. Ia hidup di zaman Nabi Sulaiman as dan mempunyai hubungan dengan makhluk halus.

Lalu oleh Nabi Sulaiman ia akhirnya ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Walau bagaimanapun kelahiran dan kehidupan masa kecil tidak diketahui dengan jelas.

Sifat Badannya:
Hadis Huzaifah r.a katanya: Rasulullah s.a.w. telah bersabda: "Dajjal ialah orang yang buta matanya sebelah kiri, lebat (panjang) rambutnya serta dia mempunyai Syurga dan Neraka. Nerakanya itu merupakan Syurga dan Syurganya pula ialah Neraka" (Hadis Sahih Muslim)

Ada beberapa ciri perawakan Dajjal yang disebutkan dalam Hadis Rasulullah saw, diantaranya: Seorang yg kelihatannya masih muda; Berbadan Besar dan agak kemerah-merahan; Rambutnya kerinting dan tebal. Kelihatan dari belakang seolah-olah dahan kayu yang rimbun.
Dan tandanya yang paling ketara sekali ada dua:

1. Buta mata kirinya dan kelihatan seperti buah kismis yang kecut, manakala mata kanannya tertonjol keluar kehijau-hijauan berkelip-kelip laksana bintang. Jadi kedua-dua matanya adalah cacat.

2. Tertulis didahinya tulisan “Kafir (Kaf-Fa-Ra)”. Tulisan ini dapat dibaca oleh setiap orang Islam, sama ada ia pandai membaca atau tidak. Mengikut hadis riwayat At-Thabrani, kedua-dua tanda ini menjelma dalam diri Dajjal setelah ia mengaku sebagai Tuhan. Adapun sebelum itu, kedua-dua tanda yang terakhir ini belum ada pada dirinya.

Tempat Tinggalnya Sekarang:
Menurut riwayat yang sahih yang disebutkan dalam kitab “Shahih Muslim”, bahawa Dajjal itu sudah wujud sejak beberapa lama. Ia dirantai di sebuah pulau dan ditunggu oleh seekor binatang yg bernama “Al-Jassasah”.

Terdapat hadis mengenainya.. (tetapi terlalu panjang untuk ditulis.. anda boleh membaca terus dari buku). Daripada Hadis ini jelaslah bagi kita bahawa Dajjal itu telah ada dan ia menunggu masa yang diizinkan oleh Allah swt untuk keluar menjelajah permukaan bumi ini dan tempat “transitnya” itu ialah di sebelah Timur bukan di Barat.

Berapa lama ia akan hidup setelah kemunculannya:
Dajjal akan hidup setelah ia memulakan cabarannya kepada umat ini, selama empat puluh hari. Namun begitu, hari pertamanya adalah sama dengan setahun dan hari kedua sama dengan sebulan dan ketiga sama dengan satu minggu dan hari-hari selanjutnya sama seperti hari-hari biasa.

Kami bertanya: “Wahai Rasulullah! Berapa lamakah ia akan tinggal di muka bumi ini? Nabi saw, menjawab: Ia akan tinggal selama empat puluh hari. Hari yang pertama seperti setahun dan hari berikutnya seperti sebulan dan hari ketiga seperti seminggu. Kemudian hari yg masih tinggal lagi (iaitu 37hari) adalah sama seperti hari kamu yang biasa.

Lalu kami bertanya lagi: Wahai Rasulullah saw! Di hari yang panjang seperti setahun itu, apakah cukup bagi kami hanya sembahyang sehari sahaja (iaitu 5 waktu sahaja). Nabi saw menjawab: Tidak cukup. Kamu mesti mengira hari itu dengan menentukan kadar yang bersesuaian bagi setiap sembahyang..”

Maksud Sabda Rasulullah saw, ini ialah supaya kita mengira jam yang berlalu pada hari itu. Bukan mengikut perjalanan matahari seperti biasanya kita lakukan.

Misalnya sudah berlalu tujuh jam selepas sembahyang Subuh pada hari itu maka masuklah waktu sembahyang Zohor, maka hendaklah kita sembahyang Zohor, dan apabila ia telah berlalu selepas sembahyang Zohor itu tiga jam setengah misalnya, maka masuklah waktu Asar, maka wajib kita sembahyang Asar.

Begitulah seterusnya waktu Sembahyang Maghrib, Isyak dan Subuh seterusnya hingga habis hari yang panjang itu sama panjangnya dengan masa satu tahun dan bilangan sembahyang pun pada sehari itu sebanyak bilangan sembahyang setahun yang kita lakukan. Begitu juga pada hari Kedua dan ketiga.

Fitnah Dajjal:
Dajjal telah diberi peluang oleh Allah swt untuk menguji umat ini. Oleh kerana itu, Allah memberikan kepadanya beberapa kemampuan yang luar biasa. Di antara kemampuan Dajjal ialah:

1. Segala kesenangan hidup akan ada bersama dengannya.
Benda-benda beku akan mematuhinya. Sebelum kedatangan Dajjal, dunia Islam akan diuji dahulu oleh Allah dengan kemarau panjang selama 3 tahun berturut-turut. Pada tahun pertama hujan akan kurang sepertiga dari biasa dan pada tahun kedua akan kurang 2/3 dari biasa dan tahun ketiga hujan tidak akan turun langsung.

Umat akan dilanda kebuluran dan kekeringan. Di saat itu Dajjal akan muncul membawa ujian. Maka daerah mana yang percaya Dajjal itu Tuhan, ia akan berkata pada awan: Hujanlah kamu di daerah ini! Lalu hujan pun turunlah dan bumi menjadi subur. Begitu juga ekonomi, perdagangan akan menjadi makmur dan stabil pada orang yang bersekutu dengan Dajjal. Manakala penduduk yang tidak mahu bersukutu dengan Dajjal..mereka akan tetap berada dalam kebuluran dan kesusahan.

Dan ada diriwayatkan penyokong Dajjal akan memiliki segunung roti (makanan) sedangkan orang yang tidak percaya dengannya berada dalam kelaparan dan kebuluran.

Dalam hal ini, para sahabat Rasullullah s.a.w. bertanya:”Jadi apa yang dimakan oleh orang Islam yang beriman pada hari itu wahai Rasulullah?” Nabi menjawab:”Mereka akan merasa kenyang dengan bertahlil, bertakbir, bertasbih dan bertaubat. Jadi zikir-zikir itu yang akan menggantikan makanan.” H.R IbnuMajah

2. Ada bersamanya seumpamanya Syurga dan Neraka:
Di antara ujian Dajjal ialah kelihatan bersama dengannya seumpama syurga dan neraka dan juga sungai air dan sungai api. Dajjal akan menggunakan kedua-duanya ini untuk menguji iman orang Islam kerana hakikat yg benar adalah sebalik dari apa yang kelihatan. Apa yg dikatakan Syurga itu sebenarnya Neraka dan apa yang dikatakannya Neraka itu adalah Syurga.

3. Kepantasan perjalanan dan Negeri-Negeri yang tidak dapat dimasukinya:
Kepantasan yang dimaksudkan ini tidak ada pada kenderaan orang dahulu. Kalau hari ini maka bolehlah kita mengatakan kepantasan itu seperti kepantasan jet-jet tempur yang digunakan oleh tentera udara atau lebih pantas lagi daripada kenderaan tersebut sehinggakan beribu-ribu kilometer dapat ditempuh dalam satu jam”…

Kami bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana kepantasan perjalanannya di atas muka bumi ini? Nabi menjawab:”Kepantasan perjalanannya adalah seperti kepantasan “Al Ghaist” (hujan atau awan) yang dipukul oleh angin yang kencang.” H.R Muslim

Namun demikian, Dajjal tetap tidak dapat memasuki dua bandar suci umat Islam itu Makkah Al Mukarramah dan Madinah Al Munawwarah.

4. Bantuan Syaitan-Syaitan untuk memperkukuhkan kedudukannya:
Syaitan juga akan bertungkus-lumus membantu Dajjal. Bagi syaitan, inilah masa yang terbaik untuk menyesatkan lebih ramai lagi anak cucu Adam a.s.

PUTRA PUTRI NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM...


PUTRA PUTRI NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM...

Dari dua belas wanita yang Rasulullah saw nikahi, hanya Khadijah binti Khuwalid dan Mariah Al-Qabtiyya yang memberi beliau keturunan. Pernikahan Nabi Muhammad saw dengan Khadijah dikaruniai tujuh orang anak, diantaranya tiga putra (Al Qasim, Abdullah, dan Tayyib) yang meninggal dunia sewaktu masih kecil dan empat putri (Zainab, Ruqayyah,Um...mi Kaltsum, dan Fatimah). Sedangkan dari pernikahan beliau dengan Mariah Al-Qabtiyya dikarunia seorang anak bernama Ibrahim yang meninggal sewaktu masih kecil.

Dengan demikian, jumlah anak Nabi Muhammad saw dalah delapan orang, empat laki-laki yang kesemuanya meninggal sewakti masih kecil, serta empat wanita. Putranya yang bernama Ibrahim hanya hidup selama 18 bulan. Nabi saw menyaksikan ketika dia menghembuskan nafas yang terakhir sambil meneteskan air mata, beliau berkata “mata boleh meneteskan air, hati boleh bersedih, tapi kita tidak boleh mengucapkan kalimat yang tidak diridhoi Allah”.

Zainab binti Muhammad adalah putri sulung Rasulullah saw. Zainab dipersunting oleh Abul Ash bin Rabi’. Dia memeluk agama Islam dan ikut hijrah ke Madinah, sementara suaminya bertahan dalam agamanya di Mekah sampai dia tertawan dalam perang Badar. Di saat itu, Nabi Muhammad saw meminta kepadanya untuk menceraikan Zainab, lalu diceraikannya. Setelah dia masuk Islam, Rasulullah saw menikahkan mereka kembali. Zainab binti Muhammad wafat di tahun 8 H.

Ruqayyah dipersunting oleh Utbah bin Abu Lahab sewaktu Jahiliah. Setelah munculnya Islam dan turunnya ayat yang berarti “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.” (QS. al-Lahab : 1) dia langsung dicerai oleh suaminya atas perintah Abu Lahab. Dia memeluk Islam bersama ibunya. Kemudian dia dinikahi oleh Usman bin Affan dan ikut bersama suaminya hijrah ke Abessina (habasyah), kemudian mereka kembali dan menetap di Madinah dan seterusnya meninggal di kota itu pula. Sepeninggal Ruqayyah di tahun 2 H, adiknya yang bernama Ummi Kaltsum dinikahi oleh Usman bin Affan dan ikut berhijrah ke Madinah. Ummi Kaltsum wafat di tahun 9 H/639 M.

Putri bungsu Nabi Muhammad saw adalah Fatimah Az-Zahra. Fatimah adalah putri kesayangan Nabi Muhammad saw. Selain itu, ia juga merupakan seorang putri Nabi saw yang paling terkenal di dunia Islam. Ia menghabiskan masa kanak-kanaknya di Mekah sehingga mengalami secara langsung tekanan dan penyiksaan yang menimpa keluarganya, karena pada masa itu Nabi Muhammad saw baru memulai perjuangannya mensyiarkan Islam. Sedangkan masa remaja dan dewasanya, Fatimah tinggal di Madinah.
Fatimah binti Muhammad menikah dengan Ali bin Abu Thalib. Dari pernikahannya itu, dikaruniai lima orang keturunan, tiga putra (Hasan, Husein, dan Muhassin) dan dua putri (Ummi Kultsum dan Zainab). Fatimah adalah seorang wanita yang pintar dan ikut pula dalam perjuangan syiar Islam. Ia meninggal pada tahun 11 H.

Thursday, November 17, 2011

Educate Youself, Educate Ohters, STOP Prejudice Now !!!!!


Prejudice (Based on physical attributes, geographical location, financial status, etc.)

Origins of Prejudice
Prejudice is as old as the day Iblis complained to Allah, subhana watala, that he was better than mankind. He based it on the nature of his creation (jinn), claiming that jinn are superior to mankind, similar to racial prejudice today, which is based on the principle that, "whatever I am, is better than whatever you are."

Iblis made demands to Allah, subhana wat'ala, for the mere reason that he was made of smokeless fire and that Adam was made of clay. Are we not doing the same today by thinking that our biological features, geographical location, financial status, or organizational ties, make us superior to others? Beware of the shaytaan (satan) who feeds the people lies to cause division!


The Noble Qur'an - Al-Hijr 15:33
(Iblis) said: "I am not one to prostrate myself to man, whom Thou didst create from sounding clay, from mud moulded into shape."

The Noble Qur'an - Al-Hijr 15:39-40
(Iblis) said: "O my Lord! Because you misled me, I shall indeed adorn the path of error for them (mankind) on the earth, and I shall mislead them all.

"Except Your chosen, (guided) slaves among them."

The Noble Qur'an - Al-Baqarah 2: 34
And behold, We said to the angels: "Bow down to Adam" and they bowed down. Not so Iblis: he refused and was haughty: He was of those who reject Faith.

Racial prejudice is by no means new. The Prophet describes a long history (and future) of people finding fault in other's ancestry in the following hadith.


Hadith - Bukhari (#397), Muslim, Tirmidhi, and Ibn Jarud
Abu Hurayrah reported that the Prophet of Allah said, "There are two things of which my people will never tire: wailing over the dead and finding fault with people's ancestry."



Do not be Divided amongst Yourselves
(for eg. through your prejudices)


The Noble Qur'an - Al-Imran 3:103
And hold fast, all together, by the rope which Allah (stretches out for you), and be not divided among yourselves; and remember with gratitude Allah's favour on you; for ye were enemies and He joined your hearts in love, so that by His Grace, ye became brethren; and ye were on the brink of the pit of Fire, and He saved you from it. Thus doth Allah make His Signs clear to you: That ye may be guided.

The Noble Qur'an - Al-Shura 42:13
The same religion has He established for you as that which He enjoined on Noah - the which We have sent by inspiration to thee - and that which We enjoined on Abraham, Moses, and Jesus: Namely, that ye should remain steadfast in religion, and make no divisions therein: to those who worship other things than Allah, hard is the (way) to which thou callest them. Allah chooses to Himself those whom He pleases, and guides to Himself those who turn (to Him).

The Noble Qur'an - Al-An'am 6:159
As for those who divide their religion and break up into sects, thou hast no part in them in the least: their affair is with Allah. He will in the end tell them the truth of all that they did.

The Noble Qur'an - Al-Anfal 8:46
And obey Allah and His Messenger. and fall into no disputes, lest ye lose heart and your power depart; and be patient and persevering: For Allah is with those who patiently persevere:

Even though some people encourage division, one thing that we all have in common and cannot escape, is that we all eventually return to Allah swt at the time of death, on the Day of Judgement, awaiting Allah's judgment on our souls!


The Noble Qur'an - Al-Anbiyaa 21:93
But (later generations) cut off their affair (of unity), one from another: (yet) will they all return to Us.

The Noble Qur'an - Faatir 35:28
See you not that Allâh sends down water (rain) from the sky, and We produce therewith fruits of varying colours, and among the mountains are streaks white and red, of varying colours and (others) very black.

And of men and Ad­Dawâb (moving living creatures, beasts, etc.), and cattle, in like manner of various colours. It is only those who have knowledge among His slaves that fear Allâh. Verily, Allâh is All­Mighty, Oft­Forgiving.

The Noble Qur'an - Al-Hujurat 49:10

The believers are nothing else than brothers (in Islâmic religion). So make reconciliation between your brothers, and fear Allâh, that you may receive mercy.



Racial Prejudice
Hadith - Muslim, Narrated Abu Malik al-Ash'ariy

"Four things are among my followers from the traditions of Jahiliyyah which will not leave: pride of lineage, slandering kinship, use of astrology for rain, and wailing"

[similar to that is narrated from him by Ahmad, at-Tabaraani, al-Hakim, and al-Bayhaqi in his Sunan]


Hadith - Narrated by Abu Hurayrah (r.a.), Ahmad, Abu Dawud

"Indeed Allah has removed from you the blind loyalties of jahiliyyah and the pride for ancestry. Either be a pious believer or a miserable insolent. (All of) you are children of Adam, and Adam is from dust. Let some men cease to take pride in others, who are nothing but burning coal for the HellFire, it will be easier for Allah to handle them than a dung beetle driving his nose into filth"

[This hadith is graded hasan; similar reported in at-Tirmidhi]


Hadith - Mishkat Al-Masabih, Vol. 2, p. 1021

The Prophet said on the authority of Ubayy Bin Ka'b: "If anyone proudly asserts his descent in the manner of the pre-Islamic people, tell him to bite his father's penis, and do not use a euphemism".



Prejudice Based on Financial Status


Your financial status does not gain you priviledges in Islam. Some people hate the rich, while others despise the poor. Neither is tolerated in Islam.

If you see your muslim brother giving favors to a person because of his wealth, kindly correct him. Likewise, hatred or jealousy towards the rich is wicked and often involves "evil eye." Meanwhile, the financially poor muslim is to be provided for through zakat as instituted in the Qur'an. We must love for our brother what we love for ourself.

Excerpt - The Prophet's Last Sermon

You know that every Muslim is the brother of another Muslim. You are all equal. Nobody has superiority over other except by piety and good action.

Sahih Muslim, Book 16, Number 4214, Narrated Al-Bara' ibn Azib
There happened to pass by Allah's Apostle a Jew blackened and lashed. Allah's Apostle called them (the Jews) and said: Is this the punishment that you find in your Book (Torah) as a prescribed punishment for adultery? They said: Yes. He (the Holy Prophet) called one of the scholars amongst them and said: I ask you in the name of Allah Who sent down the Torah to Moses if that is the prescribed punishment for adultery, which you find in your Book. He said: No. Had you not asked me in the name of Allah, I should not have given you this information. We find stoning to death (as the punishment prescribed in the Torah).

However, this (crime) became quite common amongst our aristocratic class. So when we caught hold of any rich person (indulging in this offence) we spared him, but when we caught hold of a helpless person we imposed the prescribed punishment upon him. We then said: Let us agree (on a punishment) which we can inflict upon both the rich and the poor. So we decided to blacken the face with coal and flog as a substitute punishment for stoning.

Thereupon Allah's Messenger said: O Allah, I am the first to revive Thy command when they had cancelled it. He then gave the order and he (the offender) was stoned to death. Allah, the Majestic and Glorious, sent down (this verse): "O Messenger, (the behaviour of) those who vie with one another in denying the truth should not grieve you..." up to "is vouchsafed unto you, accept it" (v.41).

It was said (by the Jews): Go to Muhammad; if he commands you to blacken the face and award flogging (as punishment for adultery), then accept it, but if he gives the verdict of stoning, then avoid it. It was (then) that Allah, the Majestic and Great, sent down (these verses:"...And they who do not judge in accordance with what Allah has revealed, are indeed deniers of the truth" (v.44); "And they who do not judge in accordance with what Allah has revealed--they, they indeed are the wrongdoers" (v.45); "And they who do not judge in accordance with what God has revealed--they are the iniquitous" (v.47). (All these verses) were revealed in connection with the nonbelievers.



Do not Mock, Judge or Hurt Another
Because You think You are Better than the Other
The Noble Qur'an - Al-Hujurat 49:11
O ye who believe! Let not some men among you laugh at others: It may be that the (latter) are better than the (former): Nor let some women laugh at others: It may be that the (latter are better than the (former): Nor defame nor be sarcastic to each other, nor call each other by (offensive) nicknames: Ill-seeming is a name connoting wickedness, (to be used of one) after he has believed: And those who do not desist are (indeed) doing wrong.

The Noble Qur'an - Luqman 31:18
And swell not thy cheek (for pride) at men, nor walk in insolence through the earth; for Allah loveth not any arrogant boaster.



Discern People By Piety, Not Prejudice


The Noble Qur'an - Al-Hujurat 49:13
O mankind! We created you from a single (pair) of a male and a female, and made you into nations and tribes, that ye may know each other (not that ye may despise (each other). Verily the most honoured of you in the sight of Allah is (he who is) the most righteous of you. And Allah has full knowledge and is well acquainted (with all things).


Hadith - Al-Tirmidhi #5198, Narrated AbuDharr [Ahmad transmitted it]
Allah's Messenger said to him, "You are not better than people with red or black skins unless you excel them in piety."


Hadith - Sahih Muslim, Book 8, Number 3465. Narrated Abdullah ibn Amr ibn al-'As, r.a.

Allah's Messenger said: The whole world is a provision, and the best object of benefit of the world is the pious woman.



"Cultural Awareness" and How to achieve True Unity


As a muslim, the only "cultural awareness" that matters is that of Islam. Muslims are not on a mission to stamp out prejudice by "cultural awareness events." The muslim's culture is his deen, based solely on Quran and Sunnah, and breaking away from the days of jahiliyya in which a person searches for his or her identity in racial or national heritage.

Christian/Muslim dialogue is recently becoming a coined phrase for "potluck dinners" in which christians and muslims sit down with food from various parts of the world, and spend the evening getting to know one another, in a vain attempt to prove that muslims are tolerant. This agenda of "cultural awareness between muslims and non-muslims", fueled by the followers of W. Deen Mohammed and other similarly mislead groups of people, emphasizes non-Islamic "culture" and encourages people to engage in bid'a in an attempt to solve the problems of modern day racism, prejudice, and discrimination. See the topic of Auliya (friends, etc) for more information on why this type of social interaction is discouraged, and why the seeking of support from non-muslims is wrong.

Attempts at breaking down racial barriers in the ummah are futile when approached through the ploy of "cultural awareness." The only culture a muslim needs to become aware of is studying his or her deen and following Quran and Sunnah.. To the degree that the ummah adheres to Quran and Sunnah, prejudice can be eqstinguished.

Engaging in bid'a (innovation, "new ideas" in the religion that become tradition) is an arrogant way to approach a problem, because who is mankind to think that he can invent a better way than the Words of Allah, subhana wa ta'ala? The Qur'an has more than adequately provided our solutions and prevention of division caused by prejudice.

To clarify, the unity we strive to achieve is within the ummah (muslims, true believers and worshippers of Allah swt). The method we employ for unity is found in Quran and Sunnah, not "new ideas" from today's leaders.


The Noble Qur'an - Al-Hujurat 49:10
The Believers are but a single Brotherhood: So make peace and reconciliation between your two (contending) brothers; and fear Allah, that ye may receive Mercy.


Sahih Bukhari, Volume 5, Book 57, Number 56, Narrated Ubaida:
Ali (R.A.) said (to the people of 'Iraq), "Judge as you used to judge, for I hate differences (and I do my best ) till the people unite as one group, or I die as my companions have died." And narrated Sad that the Prophet said to 'Ali, "Will you not be pleased from this that you are to me like Aaron was to Moses?"


Majmoo ul-Fataawaa3/456
Ibn Taymiyyah (d.728H) rahimahullaah said: "Everything which is outside the call of Islaam and the Qur'aan, with regards to lineage, land, nationality, schools of thoughts and ways, then it is from the calls of jaahiliyyah [ignorance]. lndeed, even when the Muhaa jirs (those Companions who migrated from Makkah to Madeenah) and the Ansaars (those Companions who aided and supported those who migrated) argued, such that one of the Muhaajirs said:" O Muhaajirs! (implying; rally to my aid) " And one of the Ansaar said: "O Ansaar!" Upon hearing this, the Prophet said: "Is it with the calls of Jaahiliyyah that you call, and l am still amongst you!" And he became very angry at that." [Al-Bukhari 8/137]

The Noble Qur'an - Al-Tauba 9:71
The Believers, men and women, are protectors one of another: they enjoin what is just, and forbid what is evil: they observe regular prayers, practise regular charity, and obey Allah and His Messenger. On them will Allah pour His mercy: for Allah is Exalted in power, Wise.

Sahih Bukhari, Volume 8, Book 73, Number 160, Narrated Abu Huraira
The Prophet said, "Whoever believes in Allah and the Last Day, should serve his guest generously; and whoever believes in Allah and the Last Day, should unite the bond of kinship (i.e. keep good relation with his Kith and kin); and whoever believes in Allah and the Last Day, should talk what is good or keep quiet. "


The Noble Qur'an - Al-Mujadilah 58:22

You (O Muhammad SAW) will not find any people who believe in Allâh and the Last Day, making friendship with those who oppose Allâh and His Messenger (Muhammad SAW ), even though they were their fathers, or their sons, or their brothers, or their kindred (people). For such He has written Faith in their hearts, and strengthened them with Rûh (proofs, light and true guidance) from Himself. And We will admit them to Gardens (Paradise) under which rivers flow, to dwell therein (forever). Allâh is pleased with them, and they with Him. They are the Party of Allâh. Verily, it is the Party of Allâh that will be the successful.


Do not confuse the two: all Arabs are not Muslim, and all Muslims are not Arabs. The words "Arab" and "Muslim" are not interchangeable. In fact, only approximately 15% of muslims across the world are Arab.
Hadith - Al-Tirmidhi #5989, Narrated Salman
Allah's Messenger said, "Do not hate me and so abandon your religion." He asked how he could hate him when he was the means by which Allah had guided them, and he replied, "By hating the Arabs and so hating me."

Tirmidhi transmitted it, saying this is a hasan gharib tradition.

Wednesday, November 16, 2011

Doa Seorang Isteri


السلام عليكم ورحمة الله و بركاته



بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم



Doa Seorang Isteri ............ ♥




Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim
Kau ampunilah dosa ku yg telah ku perbuat
Kau limpahkanlah aku dengan kesabaran yg tiada terbatas
Kau berikanlah aku kekuatan mental dan fizikal
Kau kurniakanlah aku dengan sifat keredhaan
Kau peliharalah lidahku dari kata-kata nista
Kau kuatkanlah semangatku menempuhi segala KesabaranMu
Kau berikanlah aku sifat kasih sesama insan

Ya Allah
Sekiranya suami ku ini adalah pilihan Mu diArash
Berilah aku kekuatan dan keyakinan untuk terus bersamanya
Sekiranya suami ku ini adalah suami yg akan membimbing tanganku dititianMu
Kurniakanlah aku sifat kasih dan redha atas segala perbuatannya
Sekiranya suami ku ini adalah bidadara untuk ku di Jannah Mu
Limpahkanlah aku dengan sifat tunduk dan tawaduk akan segala perintahnya
Sekiranya suami ku ini adalah yang terbaik untukku di DuniaMu
Peliharalah tingkah laku serta kata-kataku dari menyakiti perasaannya
Sekiranya suami ku ini jodoh yang dirahmati olehMuBerilah aku kesabaran untuk menghadapi segala Karena dan ragamnya

Tetapi Ya Allah
Sekiranya suami ku ini ditakdirkan bukan untuk diriku seorang
Kau tunjukkanlan aku jalan yg terbaik untuk aku harungi segala dugaanMu
Sekiranya suami ku tergoda dengan keindahan dunia Mu
Limpahkanlah aku kesabaran untuk terus membimbingnya
Sekiranya suami ku tunduk terhadap nafsu yang melalaikan
Kurniakanlah aku kekuatanMu untuk aku memperbetulkan keadaanya
Sekiranya suami ku menyintai kesesatan Kau pandulah aku untuk menarik dirinya keluar dari terus terlena

Ya Allah
Kau yang Maha Megetahui apa yang terbaik untukku
Kau juga yang Maha Mengampuni segala kesilapan dan ketelanjuranku
Sekiranya aku tersilap berbuat keputusan
Bimbinglah aku ke jalan yang Engkau redhai
Sekiranya aku lalai dalam tanggungjawabku sebagai isteri
Kau hukumlah aku didunia tetapi bukan diakhiratMu
Sekiranya aku engkar dan derhaka
Berikanlah aku petunjuk kearah rahmatMu

Ya Allah
sesungguhnyaAku lemah tanpa petunjukMu
Aku buta tanpa bimbinganMu
Aku cacat tanpa hidayahMu
Aku hina tanpa RahmatMu

Ya Allah
Kuatkan hati dan semangatku
Tabahkan aku menghadapi segala cobaanMu
Jadikanlah aku isteri yang disenangi suami
Bukakanlah hatiku untuk menghayati agamaMu
Bimbinglah aku menjadi isteri Soleha Hanya padaMu Ya Allah ku memohon segala harapan
Karena aku pasrah dengan dugaanMu
Karena aku sedar hinanya aku
Karena aku insan lemah yg kerap keliruKerana aku leka dengan keindahan duniamu
Karena kurang kesabaran ku menghadapi cabaranMu
Karena pendek akal ku mengharungi ujianMu

Ya Allah Ya Tuhanku...
Aku hanya ingin menjadi isteri yang dirahmati
Isteri yang dikasihi
Isteri yang solehah
Isteri yang sentiasa dihati

Amin, amin Ya Rabbal Allamin..

Hak cipta selamanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

*6 TARGET WANITA*


*6 TARGET WANITA*

* Menjadi 'Alimah
untuk mencapai target 'alimah (wanita yg berilmu), hendaknya wanita menghidupkan ta'lim wata'allum dirumahnya bersama keluarga.

*Menjadi 'Abidah (wanita ahli ibadah)
untuk mencapai target 'abidah, seorang wanita harus menjaga solat 5 waktu di awal waktu, menjaga solat-solat sunnah, membaca al-qur'an setiap hari, menjaga dzikir pagi petang dan mengamalkan do'a-do'a masnunah.

*Menjadi Da'iyah (wanita ahli dakwah)
untuk mencapai target da'iyah, hendaknya wanita membuat suasana pembicaraan iman yakni setiap hari dirumahnya dengan keluarga atau tamu wanita yang datang kerumahnya.

*Menjadi Murobbiyah (wanita pendidik)
ibu adalah madrasatul ula (sekolah pertama) bagi ahli keluarga, terutama anak-anaknya di dalam rumah. karena itu wanita dituntut supaya mendidik anak-anaknya secara islami sehingga dari rumah-rumah orang islam akan lahir anak-anak yang shalih shalihah, 'alim 'alimah, da'i da'iyah, hafidz hafidzah.

*Menjadi khadimah (wanita pelayan suami)
menjadi khadimah yakni istri yang dapat menjadi pendamping dan pelayan suami sehingga suami mudah untuk menjalankan kerja agama.

*Menjadi zahidah (wanita ahli zuhud/hidup sederhana)
seorang zahidah, yakni wanita yang hidup sederhana dan qona'ah (merasa cukup dengan apa yang ada) dalam hal keperluan rumah tangga, tetapi lebih mengutamakan agama dan usaha agama, sebagaimana para wanita shahabiyah di zaman Nabi SAW.


*** Insya Allah Audra akan lakukan yg terbaik kerana Allah Amin ... Smga Allah izinkan Amin ... :)

‎19 Keistimewaan Wanita


‎19 Keistimewaan Wanita


1. Do'a wanita lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda : " Ibu lebih penyayang daripada Bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.

... 2. Wanita yang solehah ( baik ) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang soleh.

3. Barang siapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seperti orang yang senantiasa menangis Karena takut Allah SWT dan orang yang takut Allah SWT akan diharamkan api neraka keatas tubuhnya.

4. Barang siapa yang membawa hadiah ( barang, makanan dari pasar kerumah ) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki. Maka barang siapa yang menyukai akan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail A.S

5. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya, akan tinggal bersama aku ( Rasulullah SAW ) di dalam surga.

6. Barang siapa yang mempunyai tiga anak perempuan atau tiga Saudara perempuan atau dua Saudara perempuan , lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dengan penuh rasa takwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah surga.

7. Dari Aisyah r.a. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka , maka mereka akan menjadi penghalang baginya api neraka."

8. Surga itu di bawah telapak kaki ibu.

9. Apabila memanggilmu dua orang ibu bapamu maka jawablah panggilan ibumu dahulu.

10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga . Masuklah dari manapun pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11. Wanita yang taat pada suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristigfar baginya selama dia taat kepada suaminya dan rekannya ( serta menjaga sembahyang dan puasanya ).

12. Aisyah r.a. berkata " aku bertanya pada rasulullah SAW, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita? Jawab baginda "suaminya". Siapa pula berhak terhadap lelaki?" jawab Rasulullah SAW "Ibunya"

13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat pada suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dia kehendaki

14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia kedalam surga lebih dahulu daripada suaminya ( 10.000 tahun )

15. Apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristigfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1000 kejahatan.

16. Apabila seorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah SWT

17. Apabila seorang perempuan melahirkan anak, keluarlah ia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkan

18. Apabila telah lahir ( anak ) lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan dari susunya diberi satu kebajikan

19. Apabila semalaman ( ibu ) tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.

5 Pesanan Buat Mu Wahai DIRI




1. Jika engkau bertemu dengan orang yang LEBIH PANDAI, itulah waktu untuk engkau MENIMBA ILMU.

2. Jika engkau bertemu dengan orang yang SAMA PANDAI, itulah waktu untuk engkau BERKONGSI ILMU.

3. Jika engkau bertemu dengan orang yang KURANG PANDAI, itulah waktu untuk engkau MENYAMPAIKAN ILMU.

4. Jika engkau bertemu dengan orang yang banyak BICARA PERKARA AKHIRAT, itulah waktu engkau TUMPANG SEKAKI.

5. Jika engkau bertemu dengan orang yang banyak BICARA PERKARA DUNIAWI, itulah waktu untuk kau ingat dia tentang ukhrawi,.

~Muhasabah Diriku

Doa Yang Sering Dibaca Oleh Rasulullah SA.W Ketika Ditimpa Sesuatu


Doa Yang Sering Dibaca Oleh Rasulullah SA.W Ketika Ditimpa Sesuatu


1. Do’a Ket...ika Mendapat Berita Gembira

Ketika engkau sedang bergembira, segeralah menjaga kesimbangan jiwa mu. Yakinlah bahwa sumber kebahagiaan dan kegembiraanmu adalah Allah SWT. Maka,ikutilah do’a Nabi Muhammad SAW, berikut :

“ Alhamdulillahi rabbil’alamin hamdan yuwaafii ni’mahu wayukaafiu maziida”

Ertinya
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, pujian yang menyamai nikmat-Nya dengan mengimbau tambahan keutamaan-Nya" (HR. Bukhari)


2. Do’a Saat merasa Sedih,Malas dan Gundah

Kegembiraan dan kebahagiaan semata hanya milik Allah yang diberikan kepada dikehendaki-Nya. Demikian pula kesedihan dan kegundahan datang silih berganti dengan kebahagiaan. Janganlah engkau putus asa apabila kegundahan dan kesedihan itu menjumpaimu. Mungkin itu ujian atau cobaan. Karena itu, Rasulullah SAW mengajarkan kita do’a agar suasana keimanan kita tetap terjaga.

“ Allahumma innii auzubika minalhammi wal hazan. Wa’auzubika minal ajzi wal kasal. Wa’auzu bika minal jubni wal buhl. Wa’auzu bika min galabatiddayni wakahrirrijal “

Ertinya
"Ya Allah,sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kegelisahan dan kesedihan,aku berlindung kepada-Mu dari ketidak berdayaan dan kemalasan, dan aku berlindung kepada-Mu dari kepengecutan dan kebakhilan serta dari bebanan hutang dan kekasaran orang lain"
(HR. Abu Dawud dari Abu Said Al-Khudri)


3. Do’a Tatkala Dibebani Hutang

Salah satu yang dapatmembuatmu sedih,gelisah dan gundah adalah utang yang banyak dan melilit. Apabila itu menimpamu, bacalah doa di atas yang kemudian diikuti dengan doa berikut:

“ Allahummakfinii bihalalika an haraamika, wa agninii bi fadlika amman siwaak “

Ertinya
"Ya Allah, cukupilah aku dengan rezeki yang halal dari-Mu, jauhkanlah aku dari rezeki yang telah Engkau haramkan, dan berilah aku kekayaan dengan anugerah-Mu bukan selain-Mu (HR. Tirmidzi dari Ali bin Abi Talib)


4. Do’a Ketika Ketakutan/ Saat-saat Genting

Jangan berharap untuk menemui sesuatu yang menakutkanmu.Tetapi, jika engkau menghadapinya, bacalah doa ini"

“Subhaanallahil ‘adzim, yaahayyu yaakoyyum birahmatika astagis”

Ertinya
"Maha suci Allah yang Maha Agung. Ya Allah, Yang Maha Hidup dan Menguasai aku memohon pertolongan dengan rahmat-Mu ( HR. Tirmidzi ).

Katakan JIka Cinta Allah


Katakanlah: jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.” (QS. Ali ‘Imran: 31) “Tiga hal yang barangsiapa ketiganya ada pada dirinya, niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman. Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih ia cinta...i daripada selain keduanya, dan hendaklah dia mencintai seseorang dan tidaklah dia mencintainya melainkan karena Allah, dan hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia dari kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Al-Bukhari no. 16 dan Muslim no. 43) Ibnul Qayyim mengatakan bahwa di antara sebab-sebab adanya cinta (kepada Allah) ada sepuluh perkara:

1. Membaca Al Qur’an, menggali, dan memahami makna-maknanya serta apa yang dimaukannya.

2. Mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib.

3. Terus-menerus berdzikir dalam setiap keadaan.

4. Mengutamakan kecintaan Allah di atas kecintaanmu ketika bergejolaknya nafsu.

5. Hati yang selalu menggali nama-nama dan sifat-sifat Allah, menyaksikan dan mengetahuinya.

6. Menyaksikan kebaikan-kebaikan Allah dan segala nikmat-Nya.

7. Tunduknya hati di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

8. Berkhalwat (menyendiri dalam bermunajat) bersama-Nya ketika Allah turun (ke langit dunia).

9. Duduk bersama orang-orang yang memiliki sifat cinta dan jujur.

10.Menjauhkan segala sebab-sebab yang akan menghalangi hati dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. (Madarijus Salikin, 3/18, dengan ringkas) .

POSITIVE VIEWPOINT


POSITIVE VIEWPOINT

(cara pandang positif) adalah kita tidak melihat apa-a...pa yang hilang ketika terjadi ‘kehilangan’..tetapi perhatian kita tertuju pada apa-apa yang masih kita miliki..

Bukankah kita masih memiliki banyak hal?..
Bukankah kita masih memiliki ‘sesuatu’ untuk bertahan dan bangkit kembali?..
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah : 5-6 )
Mengapa kita harus berlarut dalam kesedihan dan merasa tidak mampu untuk bersabar..

Selayaknya..kita yakin terhadap janjiNya..
Ia hanyalah masa penantian akan datangnya kemudahan setelah kesulitan…

Janganlah kita berputus asa terhadap rahmatNya sekiranya kehilangan sesuatu, karena di dalamnya ada hikmah yang tersimpan..dan di depan kita Insya Allah akan ada pintu rahmat lain yang terbuka…
“Jika dengan hikmah Allah suatu jalan di tutup di hadapanmu, maka dengan rahmatNya Dia akan membuka jalan lain bagimu yang lebih bermanfaat dari jalan pertama.” (Abdullah bin Alwi Al Haddad)

Bukankah ini merupakan penjelasan yang sangat indah?
Yang sudah berlalu biarlah berlalu. Kini tataplah kedepan.. Yakinlah bahwa di hadapan ada ‘ganti’ yang lebih baik untuk kita….

ERTI BAHAGIA


ERTI BAHAGIA....

Secara mudah kebahagiaan itu ialah memiliki hati yang tenang dalam menghadapi apa jua ujian dalam kehidupan. Inilah erti bahagia yang sebenar selaras petunjuk Allah di dalam Al Quran. Firman Allah:
“Ketahuilah dengan mengingati Allah, hati akan menjadi tenang.” Al Ra’du 28.

... Rasulullah S.A.W. juga telah bersabda:
” Bahawasanya di dalam tubuh badan manusia ada seketul daging. Apabila ia baik, baik pulalah seluruh badan, tetapi apabila ia rosak maka rosak pulalah seluruh badan. Ingatlah ia adalah hati. ” (riwayat Bukhari Muslim)

Rasulullah S.A.W bersabda lagi:
” Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta benda tetapi kekayaan itu sebenarnya ialah kaya hati “
Kaya hati bermaksud hati yang tenang, lapang dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki – bersyukur dengan apa yang ada, sabar dengan apa yang tiada.

Oleh itu hati perlu dibersihkan serta dipulihara dan dipelihara “kesihatannya” agar lahir sifat-sifat mahmudah seperti amanah, sabar, syukur, qanaah, redha, pemaaf dan sebagainya. Kemuncak kebahagiaan ialah apabila hati seseorang mampu mendorong pemiliknya melakukan kebaikan dan menghindari kejahatan dan larangan yang ditentukan oleh Islam dengan mudah dan secara “auto pilot”.


Tuesday, November 15, 2011

RESEPI ISTIMEWA (KEK SERI KEJAYAAN)



RESEPI ISTIMEWA (KEK SERI KEJAYAAN)

Bahan-bahannya;

250 gm Daya usaha

100 gm Kesabaran

100 gm Keimanan

190 gm Keinsafan

150 gm Pengorbanan

150 gm Campuran akhlak mulia

( boleh didapati dari didikan yang baik dan sempurna)

8 sudu the rasa tanggungjawab


200 gm senyum secukup rasa
Cara-cara membuatnya:

Pukul semangat hingga menjadi kembang dan kental. Masukkan usaha dan kesabaran, gaul sehingga sebati. Masukkan keinsafan sedikit demi sedikit . Biarkan adunan menjadi lembut. Setelah itu campurkan keimanan , rasa tanggungjawab dan campuran akhlak mulia. Ia perlulah dibungkus dengan kertas ingin tahu dan ingin mencuba. Masukkan adunan tersebut ke dalam mangkuk bertimbang rasa dan tolak ansur. Hiaslah dengan senyum yang menawan kemudian bakar dengan tenaga yang ada.

U/p : Untuk mendapatkan kek yang cantik dan elok, jauhilah ia dari air mata putus asa walaupun setitik. Oleh kerana kek kejayaan ini amat sukar unutk dibuat, syabas kepada sesiapa jua yang berjaya melaksanakan dengan baik.


SELAMAT MENCUBA...JANGAN XCUBA RUGI SANGAT HEHEHE :)

Monday, November 14, 2011

"Sebaik-baik wanita adalah yang tidak memandang dan dipandang"


Bismillahirahmanirahim ... ♥ ♥ ♥ ...


Sabda Rasulullah SAW dalam hadis Riwayat Muslim, "Harta yang paling berharga di dunia adalah wanita yang solehah."

...
Ramai manusia menisbahkan kemulian wanita pada kecantikan semata-mata.
Ada juga yang menisbahkan kemuliaan mereka pada kekayaan, dan tidak kurang juga pada keturunan.
Tetapi ini semua adalah penilaian oleh insan yang buta mata hatinya.
Sesungguhnya kemuliaan semua makhluk Allah SWT adalah terletak pada tahap ketaqwaan kepada Allah SWT.


Wanita adalah makhluk Allah yang amat istimewa.
Kemuliaan dan keruntuhan sesuatu bangsa terletak di tangan wanita, walaupun mereka diselubungi kelemahan, tapi teriakan mereka mampu merubah segalanya.
Kerana itulah sebagai anak, dia perlu menjadi anak yang solehah.
Manakala sebagai isteri, dia menjadi isteri yang menyenangkan dan menenangkan hati suaminya.
Sebagai ibu pula, dia akan mendidik anaknya dengan penuh kasih dan sayang.


Firman Allah SWT dalam surah An-Nisa' ayat ke-24 yang bermaksud, "Barangsiapa yang mengerjakan amalan yang soleh baik lelaki mahupun wanita sedang ia seorang yang beriman maka mereka itu masuk ke dalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun."


Dalam Islam wanita amat dihormati dan dihargai peranannya. Sebagaimana eratnya hubungan siang dan malam yang saling melengkapi, begitu juga lelaki dan wanita diciptakan untuk saling melengkapi.
Setiap lelaki dan wanita memiliki tugas-tugas dan kewajipan-kewajipan yang berlainan, sesuai dengan fitrah masing-masing. Namun, matlamat hidup setiap lelaki dan wanita adalah sama, iaitu mencari keredhaan Allah SWT.


Rasulullah SAW telah memerintahkan supaya kaum wanita diperlakukan menurut fitrah ia dijadikan sebagaimana dalam sabdanya yang bermaksud,
"Berlaku baiklah terhadap kaum wanita lantaran mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok adalah bahagian yang teratas, jika kamu cuba untuk meluruskannya kamu akan mematahkannya dan jika kamu membiarkannya ia akan tetap bengkok, maka berlaku baiklah terhadap kaum wanita kamu." - Hadis Riwayat Al-Bukhari dan Muslim


Nilai wanita bukan terletak pada pakaiannya yang menonjol, berhias diri untuk memperlihatkan kecantikannya, tetapi hakikatnya ialah pada kesopanan, rasa malu dan keterbatasan dalam pergaulan.
Wanita solehah itu adalah wanita yang tegar menjaga maruah serta apa yang lahir dari dirinya, dari hujung rambut hingga hujung kaki, termasuklah wajahnya, suaranya, senyum tawanya, jalannya, tulisannya hatta namanya sekalipun.


Wajahnya bukan aurat tetapi ada kalanya ia menjadi aurat
Dalam mazhab syafie ada khilafnya berdasarkan ayat ke-30 dalam surah an-Nur.
Allah melarang wanita beriman menunjukkan perhiasannya, kecuali apa yang telah zahir daripadanya.
Ulama Syafie berpendapat makna "apa yang zahir daripadanya" adalah muka dan tapak tangan, tetapi bagi wajah yang boleh mengundang fitnah, ia tetap menjadi aurat.
Wanita yang khuatir wajahnya boleh melalaikan lelaki yang memandangnya pasti akan menganggapnya sebagai aurat, lalu mengenakan purdah pada wajahnya.
Mungkin berat bagi wanita bergelar remaja untuk mengamalkannya, tapi cukuplah dengan tidak terlalu menonjolkan diri mereka di hadapan ajnabi atau tidak menjadikan wajah mereka sebagai paparan umum seperti friendster, facebook dan lain-lain.


Suaranya bukan aurat, tapi ada kalanya ia menjadi aurat.
Wanita yang memahami erti kesolehan tidak akan melembutkan suaranya di hadapan ajnabi kerana memahami perintah Allah SWT.
"Maka janganlah kamu melemah lembutkan suara dalam bebicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit hatinya." (Surah Al-Ahzab, 33)
Jadi, bertegaslah apabila berurusan dengan lelaki ajnabi.
Pergaulan yang betul telah Allah ajarkan melalui kisah dua orang puteri Nabi Syuib AS.
Bagaimana mereka ketika ingin memberi minum haiwan ternakan, mereka dapati ramai pengembala di sumur. Hajat mereka tidak kesampaian.
Nabi Musa AS telah mengambil alih tugas mereka.
Apabila selesai memberi minum haiwan ternakan tersebut, salah seorang daripada puteri tersebut mendatangi Nabi Musa AS dengan keadaan malu untuk menyampaikan pesanan ayahnya menjemput Nabi Musa AS ke rumahnya.
Daripada peristiwa ini, Allah menggambarkan wanita solehah itu adalah wanita yang tidak memdedahkan dirinya kepada pandangan umum.
Apabila ia berurusan dengan lelaki ajnabi, maka ia akan tunduk dan melahirkan rasa malu.


Berurusanlah dengan ajnabi tanpa mendatangkan keadaan khalwat (berdua-duaan).
Khalwat paling mudah berlaku dalam hubungan cinta terlarang. Khalwat juga adalah bunga-bunga zina.
Berbual-bual di telefon atau SMS di antara lelaki dan wanita kerana dasar cinta terlarang sehingga menyebabkan nafsu syahwat bergelora juga dikira sebagai khalwat kerana ia berlaku secara berdua-duaan.
Saidina Umar r.a berkata, "Aku lebih rela berjalan di belakang seekor singa daripada berjalan di belakang seorang wanita."


Seorang wanita solehah tidak akan membiarkan lelaki berjalan di belakangnya kerana dia faham seribu satu fitnah boleh timbul daripada keadaan tersebut.
Bagaimana pula keadaan wanita yang tidak melabuhkan jilbabnya apabila lelaki berjalan di belakangnya?


Maka, labuhkanlah tudungmu.
Ketahuilah bahawa pada pagi hari perintah berjilbab diwahyukan kepada Rasulullah SAW,seorang sahabiyah yang masih tidak tahu tentang wahyu tersebut telah keluar dari rumahnya tanpa jilbab. Kemudian seseorang telah menegurnya, "Mengapa engkau tidak berjilbab, adakah engkau tidak tahu tentang perintah memakainya?"
Lalu wanita tersebut berhenti melangkah dan menyuruh seseorang mengambil jilbabnya, lalu beliau berkata, "Aku tidak mahu selangkah pun aku berjalan dalam keadaan melanggari perintah Allah SWT."
Malangnya hari ini apa yang terjadi kepada wanita Islam; bertahun-tahun belajar Islam tetapi masih tiada kekuatan untuk mengamalkannya.


Saudariku,
Bangkitlah dari lenamu yang panjang dan tidak berkesudahan.
Sekali kamu terjatuh, jangan biarkan diri kamu jatuh selamanya.
Kamu punya kekuatan untuk bangkit semula, walaupun kita berdosa sebanyak buih yang memutih di lautan.
Yakinlah kasih sayang dan keampunan Allah terlalu luas.


Saudariku,
Hidup ini seperti mimpi, seorang pengemis bermimpi menjadi seorang raja, dipuji dan dipuja, segala kemuliaan dan kekayaan tunduk kepadanya, tapi bila dia sedar dari lenanya, dia masih seorang pengemis yang miskin dan tidak punya apa-apa.


Seorang raja yang bermimpi, menjadi seorang pengemis yang miskin dan hodoh, dia dihina dan dikeji di setiap persimpangan yang dilalui, tapi bila raja itu sedar dari lena, dia tetap seorang raja.
Matanglah dalam urusan akhiratmu. Jangan kerana kesenangan dunia yang sementara, kau sanggup menempah sengsara di akhirat selamanya.
Janganlah kerana kasih makhluk yang sementara, kau hilang kasih Allah SWT di akhirat sana. Jika kau hilang kasih Allah SWT, nescaya kau akan hilang segalanya.


Saudariku,
Saidatina Aisyah RA pernah berpesan,
"Sebaik-baik wanita adalah yang tidak memandang dan dipandang"

Jangan kau berasa bangga dengan kecantikanmu sehingga kau dikejar jutaan lelaki. Itu bukan kemuliaan bagimu.
Jika kau berasa bangga, kau menyamakan dirimu dengan pepasir di pantai, yang boleh dipijak dan dimiliki sesiapa sahaja.
Muliakanlah dirimu dengan taqwa, setanding mutiara Zabarjad, yang hanya mampu dimiliki penghuni syurga.