Saturday, June 4, 2011
** HIDAYAH + KEHIDUPAN + MUHSABAH ***
" Hidayah " " Kehidupan " " Muhasabah "
Kita adalah Hamba yang serba lemah, kadangkala kita tersilap dan tersungkur namun kita menyakini RahmatNya lalu kita bangun dengan penuh harapan, kita sandarkan diri pada pengampunanNya. Kita berpaut pada dahan tawakal dan kepasrahan serta memulakan langkah baru dengan bertongkatkan taqwa kepada...Nya......Inilah jalan kehambaan. Kita tidak akan menemui Allah melalui jalan-jalan yang lain. Allah SWT menjadikan kita lemah supaya kita dapat mengintai kebesaran dan keagungan Allah, Allah menjadikan kita serba kekurangan agar kita takjub dengan kesempurnaan dan kehebtan Allah SWT...
Hidup ini umpama roda yang sentiasa berputar. Satu saat kita berada dipuncak; keseronokan dan kemewahan mewarnai setiap penjuru kehidupan. Gelak tawa sentiasa mengalunkan lagu kegembiraan hingga kita lalai mempersiapkan diri dengan keimanan agar kegembiraan itu dapat dipertahankan. Kini kita di bawah semula; segala kelalaian dan kealpaan mula menuntut janji semalam, segala keseronokan melambaikan salam kepulangan lalu penyesalan dan kekecewaanpun mula bertandang.
Setiap hari radio kehidupan mula mengumandangkan lagu-lagu kesedihan dan penyesalan sambil kitapun begitu asyik melayan kenangan semalam. Bukan kita terhibur bahkan luka-luka semakin mendalam. Ada yang mula hilang pertimbangan hingga melihat kehidupan dengan pandangan kecewa dan putus asa.
Namun ada juga yang bertemu jalan pulang lalu tersimpuh hina di depan Pemilik kehidupan, mengalun zikir penyesalan sambil menghitung butiran tasbih dan puji-pujian. Mereka menghadapi hari baru di bawah sinar harapan dan pengampunan sambil merawat luka-luka semalam dengan alunan doa dan munajat keinsafan. Mereka kini kembali sujud setelah sekian lama engkar dan lupa, mereka kini tunduk dan ruku’ dengan penuh kesedaran, setelah sekian lama hidup dalam dosa dan kemungkaran. Mereka kini bertemu semula dengan ‘kehidupan’ setelah sekian lama melalui saat-saat ‘kematian’.....Bangkitlah dari lenamu.. ^_^
*** Rasulullah Dan Pengemis Buta ***
Rasulullah dan pengemis buta
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yangmendekatinya, "Wahai saudaraku, jangan dekati
Muhammad, dia itu orang gila,dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian
mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya".
...Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan
membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW
menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan
pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW praktis tidak ada lagi orang yang
membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan istri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, "Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?".
Aisyah RA menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya punyang belum ayah lakukan kecuali satu saja".
"Apakah Itu?", tanya Abubakar RA.
"Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana", kataAisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu ?".
Abubakar RA menjawab, "Aku orang yang biasa."
"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", bantah si pengemis buta itu."Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah.
Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku", pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW".
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... "
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan
akhlaq Baginda Rasulullah SAW ?
Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau ?
Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.
Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen,
alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang
kita sanggup melakukannya.
Semoga bisa menjadi bahan perenungan bagi diri kita.
Insyaallah.
Aamiin.. Allahumma Aamiin.
^_^
«wink»
Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yangmendekatinya, "Wahai saudaraku, jangan dekati
Muhammad, dia itu orang gila,dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian
mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya".
...Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW mendatanginya dengan
membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun Rasulullah SAW
menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu sedangkan
pengemis itu tidak mengetahui bahwa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW melakukan hal ini setiap hari sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW praktis tidak ada lagi orang yang
membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW yakni Abubakar RA berkunjung ke rumah anaknya Aisyah RA yang tidak lain tidak bukan merupakan istri Rasulullah SAW dan beliau bertanya kepada anaknya itu, "Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?".
Aisyah RA menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya punyang belum ayah lakukan kecuali satu saja".
"Apakah Itu?", tanya Abubakar RA.
"Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana", kataAisyah RA.
Keesokan harinya Abubakar RA pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abubakar RA mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar RA mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu ?".
Abubakar RA menjawab, "Aku orang yang biasa."
"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku", bantah si pengemis buta itu."Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah.
Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku", pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar RA tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW".
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abubakar RA, dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia.... "
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar RA saat itu juga dan sejak hari itu menjadi muslim.
Nah, wahai saudaraku, bisakah kita meneladani kemuliaan
akhlaq Baginda Rasulullah SAW ?
Atau adakah setidaknya niatan untuk meneladani beliau ?
Beliau adalah ahsanul akhlaq, semulia-mulia akhlaq.
Kalaupun tidak bisa kita meneladani beliau seratus persen,
alangkah baiknya kita berusaha meneladani sedikit demi sedikit, kita mulai dari apa yang
kita sanggup melakukannya.
Semoga bisa menjadi bahan perenungan bagi diri kita.
Insyaallah.
Aamiin.. Allahumma Aamiin.
^_^
«wink»
Subscribe to:
Posts (Atom)