Dengan nama ALLAH Yang Maha Pemurah Lagi Maha Pengasihani..
Firman ALLAH..
'..Alif laam miim.
Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji?..'(Al Aankabut:1-2)
Firman ALLAH:
'..Ingatlah kamu kepadaKU..Nescaya Aku akan ingat padamu..'(Al Baqarah:152)
When things are down
And you are out of your mind
Remember just remember
ALLAH is The Kind.
When your life is in darkness
And nothing is right
Remember just remember
Through the darkness ALLAH is The Light.
When nothing makes sense
And your heading for demise
Remember just remember
ALLAH is The Wise.
When times are troubled
And no one seems to care
Remember just remember
ALLAH won't hurt you, HE is The Fair.
When your heart is breaking
And your pain makes you fall
Remember just remember
ALLAH Sees it all.
When you are weak
And the road seems long
Remember just remember
Seek strength from ALLAH The Strong.
When life is a burden
And everything is unstable
Remember just remember
ALLAH is The Able.
When the way is cloudy
And there is no one by your side
Remember just remember
ALLAH is The Only Guide.
When no one wants to listen
Or is willing to lend an ear
Remember just remember
ALLAH is always ready to hear.
When you are poor and penniless
And you are stuck in a niche
Remember just remember
ALLAH is The Rich.
When you are down in your misery
And there is nowhere to run
Remember just remember
You can always run to The One.
And when your scars are hurting
And your heart is in fear
Remember just remember
ALLAH is really here.
~ALLAH sentiasa bersama kita..
Thursday, May 12, 2011
*** Rindu Kekasih Allah SWT***
Tak bosan-bosan rasanya membaca kisah ini...
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. 'Bolehkah saya masuk?' tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, 'Maafkanlah, ayahku sedang demam', kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, 'Siapakah itu wahai anakku?' 'Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi! bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. 'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. 'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?', tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. 'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. 'Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,' kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. 'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril lagi. 'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?' 'Jangan khawatir, wahai Rasul ! Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. 'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.' Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. 'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?' Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. 'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. 'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.' Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku' 'peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.'
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. 'Ummatii,ummatii,ummatiii?' - 'Umatku, umatku, umatku' Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Semoga sahabat-sahabat muslim timbul kesadaran untuk mengingat maut dan mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. 'Bolehkah saya masuk?' tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, 'Maafkanlah, ayahku sedang demam', kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, 'Siapakah itu wahai anakku?' 'Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi! bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. 'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. 'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?', tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. 'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. 'Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,' kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. 'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?', tanya Jibril lagi. 'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?' 'Jangan khawatir, wahai Rasul ! Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. 'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.' Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. 'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?' Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. 'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. 'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.' Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera mendekatkan telinganya. 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku' 'peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.'
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. 'Ummatii,ummatii,ummatiii?' - 'Umatku, umatku, umatku' Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Semoga sahabat-sahabat muslim timbul kesadaran untuk mengingat maut dan mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.
*** Allah SWT Maha Pengampun Dan Maha PEMAAF ***
1. Daripada Anas bin Malik Radhiallahu 'anhu telah berkata : Aku mendengar Rassulullah s.a.w. bersabda maksudnya : "Sesungguhnya Allah berfirman (maksud) : Wahai anak Adam! Apabila engkau memohon dan mengharapkan pertolonganKu maka Aku akan mengampunimu dan Aku tidak menganggap bahawa ia suatu yang bebanan. Wahai anak Adam! Sekalipun dosa kamu seperti awan meliputi langit kemudian kamu memohon keampunanKu, nescaya Aku akan mengampuninya. Wahai anak Adam! Jika kamu menemuiku(selepas mati) dengan kesalahan sebesar bumi, kemudiannya kamu menemuiKu dalam keadaan tidak syirik kepadaKu dengan sesuatu nescaya Aku akan datang kepadamu dengan pengampunan terhadap dosa sebesar bumi itu.
(Hadis Riwayat Imam Tarmizi dan kata beliau ia adalah hadis Hasan Sohih)
2. Di dalam sohih Muslim tercatat : Firman Allah Ta'ala ( maksud ) : "Sesiapa yang mendekatiKu sejengkal maka Aku akan mendekatinya sehasta. Dan sesiapa yang menghampiriKu sehasta maka aku kan menghampirinya sepemeluk dan sesiapa yang datang kepadaKu dalam keadaan berjalan maka Aku akan kepada dalam keadaan bersegera. Dan sesiapa menemuiKu (selepas mati) dengan dosanya sebesar bumi tetapi tidak syirik padaKu dengan sesuatu nescaya Aku akan menemuinya dalam keadaan mengampuni dosa sebesar bumi itu."
3. Nabi s.a.w. bersabda bermaksud : "Demi Tuhan yang mana diriku berada pada tanganNya (kekuasaan) sekiranya kamu melakukan kesalahan sehingga memenuhi dosa-dosa itu antara langit dan bumi kemudian kamu memohon keampunan Allah nescaya Dia akan mengampunimu."
4. Di dalam Hadis Qudsi yang bermaksud : "Satu kebaikan akan diganda sepuluh malah lebih, manakala satu kejahatan tetap dikira satu (tidak diganda) ataupun aku mengampuninya. Sekalipun kamu menemuiKu (selepas mati) dengan dosa sebesar bumi tetapi tidak syirik kepadaKu dengan sesuatu maka Aku akan menemuinya dengan mengampuni dosa sebesar itu."
(Dipetik dari kitab Al-Ittihafat )
5. Dalam hadis sohih yang lain yang bermaksud : "Doa adalah senjata bagi orang Mukmin, tiang agama dan cahaya yang menerangi langit dan bumi."
6. Rasulullah s.a.w. telah bersabda yang bermaksud : "Sesiapa yang banyak beristighfar maka Allah akan menjadikan baginya daripada setiap kesusahan jalan penyelasaian, daripada setiap kesempitan jalan keluar dan akan diberikan rezeki dengan cara yang tidak diketahui."
7. Rasulullah s.a.w. telah bersabda yang bermaksud : "Tiada daripada seorang Muslim yang memohon do'a sedangkan dia sendiri bersih dari dosa dan juga dia tidak pernah memutuskan perhubungan silaturrahim sesama manusia melainkan Allah akan menganugerahi kepadanya satu dari tiga perkara ini : sama ada terus diterima do'anya, sama ada Dia akan menangguhnya sehingga hari akhirat ataupun disimpan(ampun) segala kejahatan yang seumpanya (permintaan tadi). Maka para sahabat bertanya : Sekalipun banyak? Sabda baginda s.a.w : "Allah lebih banyak pemberianNya."
FAEDAH DAN PENGAJARAN HADIS
1. Islam menggalakkan kita agar memperbanyakkan beristighfar, selalu bertaubat kerana kita tidak lepas daripada dosa. Rasulullah s.a.w. sendiri sentiasa beristighfar lebih 70 kali setiap hari sedangkan baginda s.a.w. merupakan seorang Rasul yang maksum atau dipelihara daripada dosa besar dan kecil.
2. Keampunan Allah lebih besar daripada dosa yang dilakukan oleh hambaNya sekalipun besar dan banyak kerana rahmatNya dan kerana Dia Maha Kaya daripada makhlukNya.
3. Dosa itu adalah penyakit dan ubatnya adalah istighfar.
4. Dilarang sama sekali kita berputus asa daripada rahmat Allah dan diwajibkan kita agar sentiasa bersangka baik dengan kemaafan dan pengampunan dari Allah. Tetapi tidak dikira melampaui syariat sekira timbulnya perasaan terlalu takut pada Allah sehingga kita merasakan kita tidak akan diampun lagi tetapi dalam masa yang sama kita terus mengharap dan gerunkanNya. Kedua-duanya adalah sesuatu yang akan mengimbangkan fitrah pada diri seorang Muslim pada satu sudut dan kesan daripada tarbiyah Islamiah pada sudut yang lain.Tidak sempurna pengabdian melainkan dengan mengambil kedua-duanya sekali.
5. Allah mengampuni semua dosa selain daripada syirik kepadaNya samada melalui perbuatan, perkataan dan pengiktirafan hati.
6. Diminta agar kita sentiasa bersegera di dalam beristighfar dan bertaubat serta tidak melengahkannya.
7. Sesungguhnya perkara yang membawa kepada syirik kepada Allah akan menutup kita daripada rahmatNya.
8. Istighfar ialah dengan lidah manakala taubat pula dengan lidah, anggota dan hati iaitu dengan meninggalkan dosa lalu, bertekad untuk tidak mengulanginya dan menunaikan kewajipannya.
9. Tiga cara Allah menerima do'a hambaNya iaitu :
a. Terus menerima segala permohonan dan permintaan yang dipohon
b. Menangguhnya sehingga hari akhirat nanti
c. Menghapuskan dosa yang sama kadarnya dengan permintaan yang diminta kepada Allah.
10. Antara adab-adab ketika berdo'a ialah :
a. Mendatangkan di dalam hati rasa keinsafan ataupun sebarang permohonan yang hendak diminta bukannya sekadar diucap di mulut tetapi tidak terlintas atau terasa di hati tentang apa yang didoakan.Sebaik- baiknya jika kita kurang memahami bahasa Arab maka lebih baik kita menggunakan bahasa Melayu ketika berdo'a kecuali nama-nama Allah yang lebih baik gunakan bahasa Arab.
b. Mengharapkan agar Allah akan menerimanya dengan penuh keyakinan bukannya di sana masih terdetik sikap kesangsian ataupun tidak terlalu mengharap ketika do'a dilakukan sambil lewa sahaja.
c. Tidak mudah putus asa dengan terlalu mengharapkan segala doa yang dipohon terus diqabulkan oleh Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Menerima.
d. Tetapkan hati dengan menjauhi perasaan mudah berubah hati ketika memohon do'a kepada Allah.
11. Adab Istighfar pula ialah :
a. Memuji dan menyebut nama Allah dengan menyebut salah satu namanya terutama Al-Ghaffar, Ar-Rahman, Ar-Rahim.
b. Menyebut penyelesalan ke atas dosa dengan menyebut dosa yang telah dilakukan.
c. Memohon kepada Allah keampunan di atas dosa yang telah dilakukan.
(Hadis Riwayat Imam Tarmizi dan kata beliau ia adalah hadis Hasan Sohih)
2. Di dalam sohih Muslim tercatat : Firman Allah Ta'ala ( maksud ) : "Sesiapa yang mendekatiKu sejengkal maka Aku akan mendekatinya sehasta. Dan sesiapa yang menghampiriKu sehasta maka aku kan menghampirinya sepemeluk dan sesiapa yang datang kepadaKu dalam keadaan berjalan maka Aku akan kepada dalam keadaan bersegera. Dan sesiapa menemuiKu (selepas mati) dengan dosanya sebesar bumi tetapi tidak syirik padaKu dengan sesuatu nescaya Aku akan menemuinya dalam keadaan mengampuni dosa sebesar bumi itu."
3. Nabi s.a.w. bersabda bermaksud : "Demi Tuhan yang mana diriku berada pada tanganNya (kekuasaan) sekiranya kamu melakukan kesalahan sehingga memenuhi dosa-dosa itu antara langit dan bumi kemudian kamu memohon keampunan Allah nescaya Dia akan mengampunimu."
4. Di dalam Hadis Qudsi yang bermaksud : "Satu kebaikan akan diganda sepuluh malah lebih, manakala satu kejahatan tetap dikira satu (tidak diganda) ataupun aku mengampuninya. Sekalipun kamu menemuiKu (selepas mati) dengan dosa sebesar bumi tetapi tidak syirik kepadaKu dengan sesuatu maka Aku akan menemuinya dengan mengampuni dosa sebesar itu."
(Dipetik dari kitab Al-Ittihafat )
5. Dalam hadis sohih yang lain yang bermaksud : "Doa adalah senjata bagi orang Mukmin, tiang agama dan cahaya yang menerangi langit dan bumi."
6. Rasulullah s.a.w. telah bersabda yang bermaksud : "Sesiapa yang banyak beristighfar maka Allah akan menjadikan baginya daripada setiap kesusahan jalan penyelasaian, daripada setiap kesempitan jalan keluar dan akan diberikan rezeki dengan cara yang tidak diketahui."
7. Rasulullah s.a.w. telah bersabda yang bermaksud : "Tiada daripada seorang Muslim yang memohon do'a sedangkan dia sendiri bersih dari dosa dan juga dia tidak pernah memutuskan perhubungan silaturrahim sesama manusia melainkan Allah akan menganugerahi kepadanya satu dari tiga perkara ini : sama ada terus diterima do'anya, sama ada Dia akan menangguhnya sehingga hari akhirat ataupun disimpan(ampun) segala kejahatan yang seumpanya (permintaan tadi). Maka para sahabat bertanya : Sekalipun banyak? Sabda baginda s.a.w : "Allah lebih banyak pemberianNya."
FAEDAH DAN PENGAJARAN HADIS
1. Islam menggalakkan kita agar memperbanyakkan beristighfar, selalu bertaubat kerana kita tidak lepas daripada dosa. Rasulullah s.a.w. sendiri sentiasa beristighfar lebih 70 kali setiap hari sedangkan baginda s.a.w. merupakan seorang Rasul yang maksum atau dipelihara daripada dosa besar dan kecil.
2. Keampunan Allah lebih besar daripada dosa yang dilakukan oleh hambaNya sekalipun besar dan banyak kerana rahmatNya dan kerana Dia Maha Kaya daripada makhlukNya.
3. Dosa itu adalah penyakit dan ubatnya adalah istighfar.
4. Dilarang sama sekali kita berputus asa daripada rahmat Allah dan diwajibkan kita agar sentiasa bersangka baik dengan kemaafan dan pengampunan dari Allah. Tetapi tidak dikira melampaui syariat sekira timbulnya perasaan terlalu takut pada Allah sehingga kita merasakan kita tidak akan diampun lagi tetapi dalam masa yang sama kita terus mengharap dan gerunkanNya. Kedua-duanya adalah sesuatu yang akan mengimbangkan fitrah pada diri seorang Muslim pada satu sudut dan kesan daripada tarbiyah Islamiah pada sudut yang lain.Tidak sempurna pengabdian melainkan dengan mengambil kedua-duanya sekali.
5. Allah mengampuni semua dosa selain daripada syirik kepadaNya samada melalui perbuatan, perkataan dan pengiktirafan hati.
6. Diminta agar kita sentiasa bersegera di dalam beristighfar dan bertaubat serta tidak melengahkannya.
7. Sesungguhnya perkara yang membawa kepada syirik kepada Allah akan menutup kita daripada rahmatNya.
8. Istighfar ialah dengan lidah manakala taubat pula dengan lidah, anggota dan hati iaitu dengan meninggalkan dosa lalu, bertekad untuk tidak mengulanginya dan menunaikan kewajipannya.
9. Tiga cara Allah menerima do'a hambaNya iaitu :
a. Terus menerima segala permohonan dan permintaan yang dipohon
b. Menangguhnya sehingga hari akhirat nanti
c. Menghapuskan dosa yang sama kadarnya dengan permintaan yang diminta kepada Allah.
10. Antara adab-adab ketika berdo'a ialah :
a. Mendatangkan di dalam hati rasa keinsafan ataupun sebarang permohonan yang hendak diminta bukannya sekadar diucap di mulut tetapi tidak terlintas atau terasa di hati tentang apa yang didoakan.Sebaik- baiknya jika kita kurang memahami bahasa Arab maka lebih baik kita menggunakan bahasa Melayu ketika berdo'a kecuali nama-nama Allah yang lebih baik gunakan bahasa Arab.
b. Mengharapkan agar Allah akan menerimanya dengan penuh keyakinan bukannya di sana masih terdetik sikap kesangsian ataupun tidak terlalu mengharap ketika do'a dilakukan sambil lewa sahaja.
c. Tidak mudah putus asa dengan terlalu mengharapkan segala doa yang dipohon terus diqabulkan oleh Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Menerima.
d. Tetapkan hati dengan menjauhi perasaan mudah berubah hati ketika memohon do'a kepada Allah.
11. Adab Istighfar pula ialah :
a. Memuji dan menyebut nama Allah dengan menyebut salah satu namanya terutama Al-Ghaffar, Ar-Rahman, Ar-Rahim.
b. Menyebut penyelesalan ke atas dosa dengan menyebut dosa yang telah dilakukan.
c. Memohon kepada Allah keampunan di atas dosa yang telah dilakukan.
*** Perasaan Cinta Mencitai Perlu Di Asaskan dengan Iman Dan Taqwa Kepada ALLAH ***
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Setiap lelaki dan wanita yang sihat akal fikiran telah dikurniakan oleh Allah SWT perasaan cinta dan kasih sayang dalam jiwanya. Cinta dan kasih sayang ini adalah satu fitrah yang ada pada setiap insan
Allah memiliki sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Sifat ini paling banyak disebut kerana mengatasi sifat lain. Allah sendiri menciptakan alam semesta agar makhluk-Nya boleh merasakan cinta dan kasih sayang-Nya.
Cinta dan kasih sayang sesama makhluk hanyalah sebahagian kecil bila dibandingkan cinta dan kasih sayang Allah yang akan diberikan-Nya pada saatnya nanti. Dalam hadis yang dibuat oleh Muslim Ibn al-Hajjaj al-Qusyayri, menyebutkan bahawa Allah SWT memiliki seratus rahmat (kasih sayang), dan satu di antaranya Allah SWT berikan kepada jin, manusia, dan seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Sedangkan 99 rahmat (kasih sayang) Allah yang lain, Allah simpan untuk ditunjukan di hari kiamat kelak.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah kerana diberi potensi berupa pemberian ruh langsung oleh Allah SWT . Hal ini Allah terangkan dalam surat Saad ayat 72 maksudnya : "Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan ruh (ciptaan) Ku kepadanya ; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepada-Nya."
Dalam ayat tersebut, Allah SWT meniupkan ruh ciptaan-Nya kepada manusia. Sehingga, manusia memiliki fitrah untuk menyayangi dan mencintai kepada apa pun juga, seperti sifat Allah iaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahim.
Cinta dan kasih sayang ini juga bagian dari fitrah makhluk Allah. Allah SWT sendiri menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan agar boleh melahirkan dan menyambung zuriat keturunannya.
Manusia sendiri difitrahkan memiliki rasa cinta dan kasih sayang, khususnya di antara lelaki dan wanita. Hal ini merupakan sunatullah dan tidak boleh dinafikan . Namun, agama mengatur cara untuk melahirkannya dengan cara-cara dan adab yang mulia dan bukan berdasarkan nafsu dan fikiran semata-mata. Bagaimana pun, Allah menciptakan alam semesta ini sesuai dengan ukuran-ukurannya. Ada batasan yang tidak boleh dilanggar. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Qamar ayat 49 yang bermaksud : "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran".
Cinta dan kasih sayang yang ada pada lelaki dan wanita yang bercadang mencari pasangan hidup perlulah dikendalikan dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan syarak . Bila tidak, ianya boleh membawa kepada kerosakan . Aturan cinta dan kasih sayang ini perlu dipelihara, sehingga boleh terpelihara dan keindahannya selalu terjaga serta menjadi benteng yang kokoh.
Cinta dan kasih sayang ini perlulah diasaskan dengan iman dan takwa kepada Allah SWT. Dilaksanakan semata-mata mencari keredaan Allah SWT. Seseorang yang mengendalikan cinta dan kasih sayang ini jika berlawanan dengan syariat Islam maka cinta dan kasih sayang itu adalah kerana nafsu semata-mata dan ianya adalah palsu dan tidak akan kekal lama.
Jika cinta dan kasih sayang ini di bena di atas asas iman dan takwa, maka semasa pengendaliannya tidak akan berlawanan dengan syariat Islam. Bercinta sebelum berkahwin dibenarkan syarak tetapi mestilah melalui syarat yang ketat. Sebaik-baiknya bercinta selepas akad nikah adalah lebih baik supaya mereka terjamin daripada melakukan maksiat sebelum berkahwin.
Sahabat yang dimuliakan,
Terdapat ramai dikalangan lelaki dan wanita muslim yang sedang dilamun cinta tidak memahami batas-batas yang dibenarkan oleh syarak. Mereka bercinta semata-mata mengikut emosi dan perasaan darah muda. Mereka bersembang dan berchating berjam-jam lamanya melalui telefon dan facebook. Bagi yang lemah imannya dan tidak berakhlak Islam sanggup berdating berdua-duaan , menonton dan makan bersama tanpa ada mahram.
Nabi S.A.W bersabda maksudnya : “Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka jangan sekali-kali dia berkhalwat dengan perempuan yang tidak ada bersamanya mahramnya, (kerana) sesungguhnya syaitan adalah orang ketiga bersama kedua mereka itu.”
(Hadis riwayat Ahmad)
Perbuatan dan sikap yang bermudah-mudah untuk menjaga syaksiah Islam akhirnya boleh membawa padah dengan melakukan perhubungan terlarang iaitu berzina dan melahirkan anak-anak luar nikah.
Walaubagaimanapun Islam menggalakkan melihat dan mengenali peribadi setiap pasangan supaya tidak menyesal apabila telah diijab-kabulkan. Perjumpaan yang dibenarkan syarak adalah perjumpaan yang disertai oleh mahram supaya untuk mengelakkan hawa nafsu dan syaitan mengambil kesempatan untuk menggoda pasangan tersebut.
Lelaki dan wanita tidak boleh berada secara berdua-duaan tanpa ditemani mahram kerana apabila berduaan lelaki dan perempuan yang ketiganya ialah syaitan.
Lelaki dan wanita juga wajib menjaga aurat, akhlak dan adab pergaulan. Jika semua itu dijaga rapi, pakaian menutup aurat dengan sempurna, tidak berdua-duaan sehingga menimbulkan fitnah, menjaga adab tutur bicara, tidak melunak atau memanjakan suara hingga boleh menimbulkan keinginan pada sang lelaki.
Bagaimana caranya? Kita sedia maklum kehidupan hari ini kompleks dan menuntut persediaan diri yang mantap bukan saja dari sudut emosi tetapi juga kepemimpinan keluarga, keupayaan ekonomi, penguasaan ilmu, sebelum seseorang itu melangkah masuk ke gerbang rumah tangga.
Sudah tentu persediaan itu memerlukan masa. Contohnya, menyediakan keupayaan ekonomi. Seseorang itu mungkin terpaksa melanjutkan pelajaran di universiti selama empat tahun, selepas tamat pengajian, perlu mengumpul wang bagi melengkapkan keperluan untuk berumah tangga.
Dalam tempoh berkenaanlah cinta yang berputik antara dua insan perlu dipupuk dan perlu melalui syariat. Jika keperluan untuk berjumpa, bertandang ke rumah keluarga perempuan ketika ibu bapanya ada di rumah, atau jika perlu untuk bersemuka di luar, pastikan pertemuan itu berlaku dengan kehadiran seorang teman yang dipercayai, sebaiknya mahramnya.
Sahabat yang dikasihi,
Dalam Islam sebaik-baik perhubungan semasa sedang 'cinta mencintai' sebelum berkahwin adalah pengisian tarbiah Islam, ilmu yang bermanfaat dan nasihat menasihati yang berguna. Bertaaruf dengan mengenali keluarga dengan lebih dekat lagi kedua-dua belah pihak. Ketika inilah masing-masing perlu melengkapkan diri dengan ilmu fardu ain bab munakahat supaya mereka mengetahui hak-hak sebagai suami dan isteri yang ditetapkan dalam Islam.
Cinta adalah fitrah atau perasaan semula jadi. Cinta perlu dimeterai dengan perkahwinan seperti firman Allah SWT yang bermaksud:
“…Dan dijadikan untukmu pasanganmu dan dijadikan antara kamu mawaddah (kasih sayang) dan rahmah (belas kasihan)…” (Surah Rum, ayat 21)
Nabi SAW bersabda maksudnya : “Ada empat perkara yang termasuk sunnah para Rasul, iaitu; perasaan malu, memakai wangi-wangian, bersiwak, dan berkahwin (menikah).
(Hadis Riwayat at-Tirmidzi, (no. 1086) di dalam kitab an-Nikah, menurut beliau hadis ini hasan sahih)
Dan diketahui juga, bahawa menjalinkan hubungan melalui ikatan perkahwinan itu adalah suatu perbuatan yang dianjurkan oleh Nabi kita SAW sendiri dan merupakan sunnah yang wajar kita ambil serta contohi.
Di dalam keadaan tertentu sekiranya perkahwinan diusia muda diperlukan untuk menyelamatkan diri daripada perbuatan perzinaan, maka bukanlah masanya untuk kita rasa malu untuk berkahwin di usia yang awal atau usia remaja. Malah, tiada salahnya dari sudut syarak sekalipun untuk mengambil keputusan berkahwin awal walau masih berada di institusi-institusi pengajian tertentu.
Perkahwinan awal dapat mengelakkan perbuatan zina yang ditegah oleh Islam. Peliharalah keturunaan kita supaya dilahirkan mengikut peraturan syarak iaitu melalui perkahwinan yang sah. Tinggalkanlah amalan dan cara hidup jahilaiah yang mengalakkan pergaulan bebas hingga boleh merosakkan institisi kekeluargaan Islam.
Oleh itu marilah sama-sama kita jaga akhlak kita supaya sentiasa berakhlak dengan akhlak Islam. Kita jaga hati kita supaya tidak wujud fitnah hati iaitu hati yang cenderung untuk buat maksiat dan kemungkaran. Sentiasalah memohon ampun kepada Allah SWT dengan beristighfar dan bertaubat kepada Allah SWT.
Sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud :
"Sesungguhnya Allah membuka tangan selebar-lebarnya pada waktu siang untuk menerima taubat mereka yang melakukan dosa pada waktu malam, dan membuka tangan selebar-lebarnya pada waktu malam untuk menerima taubat mereka yang melakukan dosa pada waktu siang. Hal ini berkekalan sehinggalah matahari terbit dari sebelah barat."
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Setiap lelaki dan wanita yang sihat akal fikiran telah dikurniakan oleh Allah SWT perasaan cinta dan kasih sayang dalam jiwanya. Cinta dan kasih sayang ini adalah satu fitrah yang ada pada setiap insan
Allah memiliki sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Sifat ini paling banyak disebut kerana mengatasi sifat lain. Allah sendiri menciptakan alam semesta agar makhluk-Nya boleh merasakan cinta dan kasih sayang-Nya.
Cinta dan kasih sayang sesama makhluk hanyalah sebahagian kecil bila dibandingkan cinta dan kasih sayang Allah yang akan diberikan-Nya pada saatnya nanti. Dalam hadis yang dibuat oleh Muslim Ibn al-Hajjaj al-Qusyayri, menyebutkan bahawa Allah SWT memiliki seratus rahmat (kasih sayang), dan satu di antaranya Allah SWT berikan kepada jin, manusia, dan seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Sedangkan 99 rahmat (kasih sayang) Allah yang lain, Allah simpan untuk ditunjukan di hari kiamat kelak.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah kerana diberi potensi berupa pemberian ruh langsung oleh Allah SWT . Hal ini Allah terangkan dalam surat Saad ayat 72 maksudnya : "Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan ruh (ciptaan) Ku kepadanya ; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepada-Nya."
Dalam ayat tersebut, Allah SWT meniupkan ruh ciptaan-Nya kepada manusia. Sehingga, manusia memiliki fitrah untuk menyayangi dan mencintai kepada apa pun juga, seperti sifat Allah iaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahim.
Cinta dan kasih sayang ini juga bagian dari fitrah makhluk Allah. Allah SWT sendiri menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan agar boleh melahirkan dan menyambung zuriat keturunannya.
Manusia sendiri difitrahkan memiliki rasa cinta dan kasih sayang, khususnya di antara lelaki dan wanita. Hal ini merupakan sunatullah dan tidak boleh dinafikan . Namun, agama mengatur cara untuk melahirkannya dengan cara-cara dan adab yang mulia dan bukan berdasarkan nafsu dan fikiran semata-mata. Bagaimana pun, Allah menciptakan alam semesta ini sesuai dengan ukuran-ukurannya. Ada batasan yang tidak boleh dilanggar. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Qamar ayat 49 yang bermaksud : "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran".
Cinta dan kasih sayang yang ada pada lelaki dan wanita yang bercadang mencari pasangan hidup perlulah dikendalikan dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan syarak . Bila tidak, ianya boleh membawa kepada kerosakan . Aturan cinta dan kasih sayang ini perlu dipelihara, sehingga boleh terpelihara dan keindahannya selalu terjaga serta menjadi benteng yang kokoh.
Cinta dan kasih sayang ini perlulah diasaskan dengan iman dan takwa kepada Allah SWT. Dilaksanakan semata-mata mencari keredaan Allah SWT. Seseorang yang mengendalikan cinta dan kasih sayang ini jika berlawanan dengan syariat Islam maka cinta dan kasih sayang itu adalah kerana nafsu semata-mata dan ianya adalah palsu dan tidak akan kekal lama.
Jika cinta dan kasih sayang ini di bena di atas asas iman dan takwa, maka semasa pengendaliannya tidak akan berlawanan dengan syariat Islam. Bercinta sebelum berkahwin dibenarkan syarak tetapi mestilah melalui syarat yang ketat. Sebaik-baiknya bercinta selepas akad nikah adalah lebih baik supaya mereka terjamin daripada melakukan maksiat sebelum berkahwin.
Sahabat yang dimuliakan,
Terdapat ramai dikalangan lelaki dan wanita muslim yang sedang dilamun cinta tidak memahami batas-batas yang dibenarkan oleh syarak. Mereka bercinta semata-mata mengikut emosi dan perasaan darah muda. Mereka bersembang dan berchating berjam-jam lamanya melalui telefon dan facebook. Bagi yang lemah imannya dan tidak berakhlak Islam sanggup berdating berdua-duaan , menonton dan makan bersama tanpa ada mahram.
Nabi S.A.W bersabda maksudnya : “Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, maka jangan sekali-kali dia berkhalwat dengan perempuan yang tidak ada bersamanya mahramnya, (kerana) sesungguhnya syaitan adalah orang ketiga bersama kedua mereka itu.”
(Hadis riwayat Ahmad)
Perbuatan dan sikap yang bermudah-mudah untuk menjaga syaksiah Islam akhirnya boleh membawa padah dengan melakukan perhubungan terlarang iaitu berzina dan melahirkan anak-anak luar nikah.
Walaubagaimanapun Islam menggalakkan melihat dan mengenali peribadi setiap pasangan supaya tidak menyesal apabila telah diijab-kabulkan. Perjumpaan yang dibenarkan syarak adalah perjumpaan yang disertai oleh mahram supaya untuk mengelakkan hawa nafsu dan syaitan mengambil kesempatan untuk menggoda pasangan tersebut.
Lelaki dan wanita tidak boleh berada secara berdua-duaan tanpa ditemani mahram kerana apabila berduaan lelaki dan perempuan yang ketiganya ialah syaitan.
Lelaki dan wanita juga wajib menjaga aurat, akhlak dan adab pergaulan. Jika semua itu dijaga rapi, pakaian menutup aurat dengan sempurna, tidak berdua-duaan sehingga menimbulkan fitnah, menjaga adab tutur bicara, tidak melunak atau memanjakan suara hingga boleh menimbulkan keinginan pada sang lelaki.
Bagaimana caranya? Kita sedia maklum kehidupan hari ini kompleks dan menuntut persediaan diri yang mantap bukan saja dari sudut emosi tetapi juga kepemimpinan keluarga, keupayaan ekonomi, penguasaan ilmu, sebelum seseorang itu melangkah masuk ke gerbang rumah tangga.
Sudah tentu persediaan itu memerlukan masa. Contohnya, menyediakan keupayaan ekonomi. Seseorang itu mungkin terpaksa melanjutkan pelajaran di universiti selama empat tahun, selepas tamat pengajian, perlu mengumpul wang bagi melengkapkan keperluan untuk berumah tangga.
Dalam tempoh berkenaanlah cinta yang berputik antara dua insan perlu dipupuk dan perlu melalui syariat. Jika keperluan untuk berjumpa, bertandang ke rumah keluarga perempuan ketika ibu bapanya ada di rumah, atau jika perlu untuk bersemuka di luar, pastikan pertemuan itu berlaku dengan kehadiran seorang teman yang dipercayai, sebaiknya mahramnya.
Sahabat yang dikasihi,
Dalam Islam sebaik-baik perhubungan semasa sedang 'cinta mencintai' sebelum berkahwin adalah pengisian tarbiah Islam, ilmu yang bermanfaat dan nasihat menasihati yang berguna. Bertaaruf dengan mengenali keluarga dengan lebih dekat lagi kedua-dua belah pihak. Ketika inilah masing-masing perlu melengkapkan diri dengan ilmu fardu ain bab munakahat supaya mereka mengetahui hak-hak sebagai suami dan isteri yang ditetapkan dalam Islam.
Cinta adalah fitrah atau perasaan semula jadi. Cinta perlu dimeterai dengan perkahwinan seperti firman Allah SWT yang bermaksud:
“…Dan dijadikan untukmu pasanganmu dan dijadikan antara kamu mawaddah (kasih sayang) dan rahmah (belas kasihan)…” (Surah Rum, ayat 21)
Nabi SAW bersabda maksudnya : “Ada empat perkara yang termasuk sunnah para Rasul, iaitu; perasaan malu, memakai wangi-wangian, bersiwak, dan berkahwin (menikah).
(Hadis Riwayat at-Tirmidzi, (no. 1086) di dalam kitab an-Nikah, menurut beliau hadis ini hasan sahih)
Dan diketahui juga, bahawa menjalinkan hubungan melalui ikatan perkahwinan itu adalah suatu perbuatan yang dianjurkan oleh Nabi kita SAW sendiri dan merupakan sunnah yang wajar kita ambil serta contohi.
Di dalam keadaan tertentu sekiranya perkahwinan diusia muda diperlukan untuk menyelamatkan diri daripada perbuatan perzinaan, maka bukanlah masanya untuk kita rasa malu untuk berkahwin di usia yang awal atau usia remaja. Malah, tiada salahnya dari sudut syarak sekalipun untuk mengambil keputusan berkahwin awal walau masih berada di institusi-institusi pengajian tertentu.
Perkahwinan awal dapat mengelakkan perbuatan zina yang ditegah oleh Islam. Peliharalah keturunaan kita supaya dilahirkan mengikut peraturan syarak iaitu melalui perkahwinan yang sah. Tinggalkanlah amalan dan cara hidup jahilaiah yang mengalakkan pergaulan bebas hingga boleh merosakkan institisi kekeluargaan Islam.
Oleh itu marilah sama-sama kita jaga akhlak kita supaya sentiasa berakhlak dengan akhlak Islam. Kita jaga hati kita supaya tidak wujud fitnah hati iaitu hati yang cenderung untuk buat maksiat dan kemungkaran. Sentiasalah memohon ampun kepada Allah SWT dengan beristighfar dan bertaubat kepada Allah SWT.
Sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud :
"Sesungguhnya Allah membuka tangan selebar-lebarnya pada waktu siang untuk menerima taubat mereka yang melakukan dosa pada waktu malam, dan membuka tangan selebar-lebarnya pada waktu malam untuk menerima taubat mereka yang melakukan dosa pada waktu siang. Hal ini berkekalan sehinggalah matahari terbit dari sebelah barat."
Subscribe to:
Posts (Atom)